Pastikan Usaha Mikro KPM PKH Bertahan di Tengah Pandemi, Kemensos Kucurkan Bantuan Usaha Rp5 Miliar

ANP • Friday, 24 Jul 2020 - 20:33 WIB

JAKARTA – Memasuki era kenormalan, Kementerian Sosial mendorong penguatan usaha mikro yang diharapkan juga bisa menggerakkan roda ekonomi. 

Melalui Program Kewirausahaan Sosial (Prokus), Bantuan Stimulan Insentif Modal Usaha (BSIMU) senilai Rp5 miliar disalurkan kepada 10.000 Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) Graduasi yang tengah membangun atau merintis usaha.

Di masa pandemi  Covid-19  bantuan stimulan kewirausahaan sosial diberikan senilai Rp500.000,-/KPM untuk membantu menyangga usaha mikro yang baru saja dirintis agar tetap bisa bertahan di tengah tekanan ekonomi. Nantinya, KPM PKH Graduasi yang terseleksi akan menerima pendampingan dan bantuan sosial insentif modal usaha sebesar Rp 3.500.000,-/KPM untuk lebih mengembangkan usahanya.

Menteri Sosial RI Juliari P. Batubara secara simbolis memberikan BSIMU kepada 5 orang KPM yang berasal dari perwakilan 5 wilayah DKI Jakarta sebesar Rp. 500.000,-/orang.

"Program kewirausahaan ini memang merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan para KPM PKH Graduasi yang memiliki rintisan usaha," kata Juliari dalam sambutannya di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial (24/07).

Selanjutnya Menteri Sosial juga menjelaskan bahwa program kewirausahaan sosial ini merupakan program jangkar dari program pemberdayaan sosial di Kementerian Sosial.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto menambahkan bahwa program kewirausahaan sosial ini dibuat sesuai dengan _integrated_ dan _sustainable_ program yang diciptakan supaya bisa berkesinambungan dengan Program Keluarga Harapan.

Mensos menegaskan bahwa Kemensos harus bisa memberdayakan masyarakat yang mendapat bantuan sosial. Sehingga tidak hanya mengandalkan bantuan terus menerus. Mereka harus bisa mandiri secara ekonomi,tidak hanya menggantungkan pada bantuan dari pemerintah. Lebih lanjut Mensos Juliari menegaskan bahwa Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial harus memiliki target. Karena setiap program harus mempunyai target supaya terukur tingkat keberhasilannya.

Program kewirausahaan sosial ini dalam pelaksanaan ada pendampingan dari TKSK. Bagi pendamping nantinya harus dibekali pelatihan sehingga memiliki kompetensi untuk dapat mengarahkan KPM PKH Graduasi menuju tingkat yang lebih sejahtera.

Selain menyalurkan BSIMU, Kementerian Sosial juga menyelenggarakan Bimbingan Teknis. Bimtek diiikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari Koordinator PKH, Koordinator TKSK dan perwakilan KPM PKH Graduasi di wilayah DKI Jakarta yang memiliki rintisan usaha yang hadir secara langsung; serta 170 KPM PKH Graduasi dan para pendamping di wilayahnya. Peserta selain mengikuti bimtek secara langsung, ada juga yang mengikuti secara virtual. Narasumber bimtek berasal dari praktisi kewirausahaan sosial.

“Bimbingan teknis ini memang merupakan bentuk penguatan usaha-usaha mikro dengan memberikan edukasi bagi mereka untuk bisa mengembangkan usahanya,”  kata Dirjen Dayasos.

Dalam program Kewirausahaan Sosial ini, Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, dan Kelembagaan Masyarakat (PSPKKM) menerapkan  3 model program Kewirausahaan yakni Model Pembibitan bagi penerima yang memiliki potensi usaha, Model Mentoring bagi penerima yang memiliki usaha berkembang, dan Model Inkubasi bagi penerima yang memiliki usaha yang sudah maju.

Turut hadir dalam kegiatan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dirketur Jenderal Penanganan Fakir Miskin, Kepala Badiklit Pensos, Sekretaris Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Direktur Pengelolaan  Sumber Dana Bantuan Sosial, Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial, Kepala Biro Humas Kementerian Sosial RI, Tim Teknis Menteri bidang Linjamsos, Tim Teknis Menteri Bidang PFM, dan Tim Teknis Menteri Bidang Dayasos. (ANP)