Visi Indonesia Strategis Rekomendasikan Presiden Jokowi Ganti Mendikbud Nadiem Makarim

ANP • Saturday, 1 Aug 2020 - 22:47 WIB

JAKARTA - Program Organisasi Penggerak (POP) dalam rangka peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan-pelatihan sangat bagus ide dasarnya. Namun sayang, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim gagal untuk membaca akar persoalannya.

Demikian ditegaskan Direktur Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamid terkait polemik POP Kemendikbud, di Jakarta, Sabtu (1/8/2020).

“Persoalannya adalah kegagalan Nadiem membaca akar persoalan, sehingga gagal pula dalam memilih problem solving. Jadi mas menteri hanya bisa memotret masalah pendidikan pada satu sisi dan itu permukaan, tanpa mencoba memperdalam akar persoalan,” kata Abdul Hamid.

Seharusnya, sambung dia, Nadiem duduk bersama atau mendatangi organisasi-organisasi yang sudah puluhan tahun bahkan sebelum Indonesia merdeka sudah berjuang untuk dunia pendidikan semisal Muhammadiyah dan NU juga PGRI yang menjadi induk organisasi para guru.

“Memilih Tanoto dan Sampoerna Fondation sebagai bagian dari penerima program adalah contoh nyata gagal faham mas menteri,” tekan Abdul Hamid.

Untuk itu, menurutnya, polemik POP hanya bagian dari bingkai kecil bahwa Nadiem tak mengerti akar persoalan pendidikan lantaran hanya melihat persoalan hanya dipermukaan saja.

“Contoh lainnya adalah kebijakan program belajar daring yang tanpa melihat kesiapan dan kemampuan sekolah, peserta didik dan orang tua yang berbeda-beda ditiap daerah,” ujarnya.

Sehingga, hemat Abdul Hamid, jika Presiden Jokowi bakal melakukan reshuffle kabinet sebaiknya Mendikbud Nadiem Makarim adalah orang yang masuk dalam rencana kocok ulang kabinet. “Baiknya menteri pendidikan adalah termasuk bagian dari hal itu,” tandas Abdul Hamid. (ANP)