Siasati Perubahan Iklim, Petani Diminta Lakukan Rekayasa Komoditas

FAZ • Tuesday, 4 Aug 2020 - 12:52 WIB

Magelang - BMKG mengajak Petani untuk menyiasati perubahan iklim melalui Rekayasa Komoditas, yaitu menyesuaikan jenis bibit komoditas, serta pola dan waktu tanamnya dengan kondisi cuaca dan iklim.

Hal ini perlu dilakukan guna mengantisipasi puso atau gagal panen yang berakibat kerugian ekonomi.

“Petani perlu jeli dalam memperhatikan cuaca dan musim. Pilih tanaman yang cocok dengan musim tersebut. Jangan paksakan tanam padi yang membutuhkan banyak air pada saat musim kemarau,” ungkap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, saat membuka Sekolah Lapang Iklim di Desa Jogoyasan, Kecamatan, Ngablak, Kabupaten Magelang, Senin (3/8).

Turut hadir dalam acara yang diikuti enam kelompok tani dan penyuluh pertanian itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang Romza Ernawan. Sedangkan melalui sambungan _video conference_ hadir pula Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal serta Anggota Komisi V DPR RI, Sudjadi.

Dwikorita mengatakan, petani perlu mencari alternatif komoditas setiap kali pergantian musim. Tentunya dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan musim, agar diperoleh harga jual yang juga baik.

Maka dari itu, kata dia, BMKG menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) agar petani bisa memanfaatkan informasi dan prakiraan cuaca dengan baik. Pasalnya, pranata mangsa yang selama ini kerap dijadikan acuan petani seringkali meleset akibat perubahan iklim.

“Pentingnya memahami cuaca dan iklim itu agar para petani dan penyuluh pertanian bisa memilih waktu tanam yang tepat, jenis dan pola tanaman yang seperti apa, agar produksi panennya lebih tahan dan lebih tangguh terhadap fenomena cuaca dan iklim yang akhir-akhir ini semakin tidak terduga”, paparnya.

Dwikorita menyebut bahwa informasi terkait prediksi dan prakiraan cuaca serta peringatan dini cuaca ekstrem dapat diterima secara _"real time"_ melalui Aplikasi Mobile Phone "Info BMKG" yang dapat diinstal dari _Play Store_ atau _Apple Store._

Para petani dan penyuluh pertanian lanjut Dwikorita, dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk mengantisipasi dan meminimalkan kerugian akibat “salah tanam”.


“Informasinya dapat dicari melalui aplikasi info BMKG yang tersedia di *Google Play Store_ dan _Apple App Store_, setelah di _download_ kemudian sentuh Menu Cuaca, pilih wilayah Propinsi Jawa Tengah, lalu pilih Kabupaten Magelang, dan cari Kecamatan Ngablak. Di sana anda bisa melihat prakiraan cuaca untuk tujuh hari kedepan seperti apa, suhu udaranya berapa, hujannya bagaimana, kecepatan anginnya, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Dwikorita berharap petani dan penyuluh pertanian dapat memaksimalkan teknologi digital dalam mengantisipasi perubahan iklim terhadap kelangsungan pertanian.

"Jadi setelah SLI ini selesai, kami berharap bapak-ibu bisa mandiri dalam memahami cuaca dan iklim, termasuk bagaimana menghadapi kekeringan. Kami akan terus menyampaikan informasi terkait cuaca dan iklim, baik berupa prakiraan cuaca setiap 3 jam ataupun Peringatan Dini cuaca dan iklim ekstrem, karena hal tersebut merupakan tugas dari BMKG," imbuhnya.

Dalam kegiatan tersebut, Dwikorita bersama Kepala Dinas Peranian, dan para Petani juga melakukan penanaman bersama tanaman tomat. Komoditas ini dinilai cocok dibudidayakan di musim kemarau. Sebab, tanaman tomat akan rentan terserang penyakit bila media tanamnya tergenang air/becek.