Menkes AS Puji Taiwan Tanggulangi Covid-19

Mar • Wednesday, 12 Aug 2020 - 12:54 WIB
Menkes AS Alex Azar & Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen (https://www.hhs.gov/about/news/2020/08/10/hhs-secretary-azar-meets-with-president-tsai-of-taiwan-and-praises-taiwans-transparent-covid-19-response.html)

Jakarta - Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat Alex Azar mengunjungi Taiwan pada Agustus 2020 pertengahan.

Kegiatan tersebut menandai kunjungan pertama ke Taiwan oleh seorang menkes, anggota Kabinet pertama yang berkunjung dalam enam tahun, dan kunjungan tingkat tertinggi oleh seorang pejabat Kabinet AS sejak 1979, atau saat pengakuan diplomatik AS kepada Republik Rakyat Cina.

Selama pertemuan dengan para pejabat, termasuk Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen, Menkes Azar memuji dan mengakui keberhasilan Taiwan dalam menanggulangi Covid-19.

Meski berada dekat dengan wilayah RRC, sebagai tempat pertama munculnya virus corona baru, Taiwan melaporkan kurang dari 500 kasus, dengan 7 kematian, dalam populasi 23 juta orang. Sedangkan AS baru saja menembus angka 5 juta kasus positif. 

Dalam konferensi pers melalui telepon, Rabu (12/8/2020), Menkes Azar menjelaskan latar belakangnya mengunjungi Taiwan. "Kunjungan saya ke Taiwan adalah pengakuan atas keberhasilan Taiwan dalam memerangi Covid-19, dengan keyakinan bahwa masyarakat demokratis dan terbuka adalah salah satu cara menanggulangi penyakit infeksi seperti Covid-19. Hal yang sama juga untuk negara sekutu di kawasan, termasuk Jepang dan Korea Selatan," katanya.

Saat menyampaikan pidato di National Taiwan University, Selasa (12/8/2020), menkes menekankan bahwa Taiwan adalah kisah sukses demokrasi, mitra yang dapat diandalkan, dan kekuatan untuk kebaikan di dunia. 

Menurutnya, jika virus corona ini muncul di Amerika Serikat, Taiwan, atau masyarakat terbuka lainnya, maka hasilnya akan berbeda. "Kemunculannya akan tercatat di otoritas kesehatan masyarakat, untuk diinformasikan ke publik, dan tim medis profesional. Bahkan yang sangat penting, akan dilaporkan secara akurat dan transparan, di bawah regulasi kesehatan internasional, di mana Taiwan juga menjadi model kepatuhan terkait berbagi informasi. Tentu saja, para jurnalis akan segera memberitakan info penting kesehatan, dengan cara yang terbuka dan transparan," jelas Menkes Azar.

Dalam pertemuan dengan Presiden Tsai Ing-Wen dan Menlu Joseph Wu, Menkes Azar juga menekankan keyakinan AS, bahwa Taiwan seharusnya bisa membagikan keberhasilan dan keahlian mereka di tingkat dunia, termasuk di WHO.

"Semua orang Taiwan dapat berbangga atas kesuksesan dalam menanggulangi virus ini. Cara Taiwan merespon Covid-19 ini seharusnya bisa menjadi cara dunia. Saya sudah membuktikan lewat kunjungan ini," lanjut menkes AS.

Menkes yang juga pengacara itu juga bertemu dengan berbagai pihak, ahli kesehatan masyarakat, termasuk mantan Wapres Chen Chien-jen, pemegang doktor bidang genetika manusia dan epidemiologi dari  Universitas Johns Hopkins di AS.

Chen berperan dalam keputusan Taiwan menjalani Joint External Evaluation dari pusat keamanan kesehatan John Hopkins, pada 2016, menjadi yurisdiksi kedelapan yang melakukannya.

"Itulah alasan lain mengapa kami  mendorong Taiwan diizinkan berpartisipasi di tingkat dunia. Saya makin percaya dengan kunjungan ini. Taiwan adalah kisah sukses demokrasi, partner terpercaya, dan tentu saja kebaikan untuk dunia," kata Menkes Azar.

Sebelumnya pada Mei 2020 lalu, Amerika Serikat memberi pernyataan kekecewaan dengan keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengeluarkan Taiwan dari Majelis Kesehatan Dunia (WHA).

Amerika Serikat dan Taiwan memiliki lebih dari 20 tahun kerja sama penelitian biomedis dan kesehatan masyarakat yang kuat, membahas topik-topik seluas tanggapan wabah SARS dan pelatihan regional untuk alat diagnostik Zika, obat luka bakar, penelitian kanker, dan penelitian vaksin demam berdarah. 

Kerja sama ini telah meluas ke pandemi COVID-19, di mana mereka telah bertukar informasi yang transparan, akurat, dan tepat waktu. Kegagalan berbagi informasi global berarti adanya kesenjangan global dalam mengendalikan dan mencegah penyebaran penyakit mematikan.

Sementara pada tahun 2018, Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang Taiwan Travel Act, dan kunjungan ini adalah bagian dari kebijakan Amerika yang mengirimkan pejabat tinggi AS ke Taiwan untuk menegaskan kembali persahabatan AS-Taiwan, mengejar kepentingan bersama, dan merayakan nilai-nilai bersama.

(*)