Klaster Pernikahan Mengintai, Satu Kampung di Sukoharjo Di-lockdown

ADM • Tuesday, 18 Aug 2020 - 13:31 WIB
Photo: Okezone.com

SUKOHARJO – Klaster pernikahan tengah marak di Desa Lawu, Kecamatan Nguter, Sukoharjo. Akibatnya, 35 keluarga dalam satu rukun tetangga atau RT harus menjalani karantina selama 14 hari.

Hal itu setelah lima warga setempat terkonfirmasi positif Covid-19. Kelima warga tersebut merupakan satu keluarga yang terpapar virus corona dari klaster pernikahan.

Camat Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Sumarno mengatakan sejauh ini pemerintah Desa Lawu terus menyuplai logistik bagi warga di RT tersebut.

"Ada sekitar 35 keluarga dalam satu RT yang dikarantina di Desa Lawu karena lima orang warga positif corona dari klaster pernikahan," kata dia kepada Solopos.com, Selasa (18/8/2020).

Sumarno menceritakan awal mula munculnya klaster pernikahan di Desa Lawu, Nguter, Sukoharjo, diketahui saat salah satu orang tua dari mempelai perempuan sakit dan dirawat di rumah sakit di Jakarta. Orang tua ini sakit setelah menghadiri ijab kabul anaknya di Desa Lawu, Nguter pertengahan Juli lalu.

"Orang tuanya ini sakit dengan gejala virus corona seperti demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Lalu orang tua ini meninggal dunia dan hasil swab keluar ternyata positif corona," katanya.

Tes Swab Delapan Orang

Selanjutnya, dia mengatakan dilakukan tracing kontak erat keluarga klaster pernikahan yang ada di wilayah Desa Lawu, Nguter, Sukoharjo.

Dari kontak erat tersebut oleh Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo dilakukan pengambilan tes swab kepada delapan orang anggota keluarga. Hasilnya lima orang terkonfirmasi positif Covid-19.

Kelima orang di klaster pernikahan di Sukoharjo ini masih dalam satu keluarga yang tinggal di lingkungan satu RT.

"Jadi ijab kabulnya sebenarnya sudah pertengahan Juli lalu. Tapi baru ketahuan muncul klaster pernikahan setelah ada anggota keluarga yang meninggal karena Covid-19," kata dia.

 

Sumber: Okezone.com