Aktif Lawan Covid-19, PMI Pasang Ratusan Fasilitas Cuci Tangan di Jakarta

Mus • Monday, 7 Sep 2020 - 14:46 WIB

Jakarta - Salah satu cara yang diyakini dapat mencegah meluasnya virus Corona adalah rajin mencuci tangan menggunakan sabun. Bahkan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dianggap lebih efektif membunuh virus dan bakteri yang menempel di kulit tangan, dibanding hanya sekedar menggunakan hand sanitizer.

Untuk itu Palang Merah Indonesia (PMI), melalui Sekjen PMI Sudirman Said mencanangkan gerakan rajin mencuci tangan pakai sabun kepada masyarakat. Selain menghimbau masyarakat untuk rajin cuci tangan, PMI juga melakukan instalasi ratusan fasilitas cuci tangan pakai sabun (CPTS) pada sejumlah titik yang dianggap rawan penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta.

Sudirman mengungkapkan pada Agustus 2020 setidaknya PMI yang didukung oleh federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, telah memasang 267 wastafel portable pada fasilitas umum seperti parkiran perbelanjaan moderen (mall), kantor pemerintahan, kantor kelurahan, pasar puskesmas, sekolah, taman, tempat ibadah, lokasi wisata, terminal, unit donor darah PMI dan markas PMI.

"Pada Agustus lalu PMI telah memasang 267 fasilitas CPTS di berbagai titik, dengan sebaran 56 unit di Jakarta Barat, 44 unit telah terpasang di Kota Jakarta Pusat, masing-masing 65 unit di Jakarta Selatan dan Timur, 31 unit di Jakarta Utara dan enam terpasang di Kepulauan Seribu. CPTS yang berupa wastafel portable ini merupakan dukungan dari International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia seperti di Jakarta ini. Untuk itu tempat pemasangannya adalag fasilitas umum seperti mall, fasilitas kesehatan, tempat ibadah, tempat wisata, terminal dan fasiltas yang dimiliki PMI seperti UDD dan Markas PMI," Jelas Sudirman.

Lebih lanjut Sudirman menjelaskan, pemasangan CPTS ini merupakan kelanjutan dari kerja PMI dalam membantu pemerintah untuk mencegah semakin menyebarnya Covid-19. Sebelumnya PMI juga telah melakukan operasi penyemprotan disinfektan berskala besar pada masa masa awal pemerintah menyatakan pandemi Covid-19 telah masuk ke Indonesia.

“Pencanangan gerakan rajin mencuci tangan dan pemasangan CPTS ini tentu saja bagian dari upaya PMI untuk membantu pemerintah dalam rangka mencegah memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Di mana sebelumnya juga PMI telah meluncurkan operasi penyemprotan disinfektan berskala besar di masa-masa awal Pemerintah menyatakan Covid-19 telah masuk ke Indonesia,” Ujar Sudirman.

Tidak hanya alatnya, PMI juga menyediakan fasilitas air bersih dan sabun yang langsung diganti setiap kali habis. Diharapkan warga bisa memanfaatkan fasilitas ini demi mencegah terjadinya penularan. Karena menjaga kebersihan, bisa meminimalisir potensi paparan virus corona yang vaksinnya masih dalam tahap uji coba.

Di sisi lain, sebelum masuknya COVID-19 ke Indonesia, PMI sebagai lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia sudah langsung melakukan berbagai upaya. Sejak ditemukannya kasus pertama, seluruh personel baik di pusat, provinsi hingga tingkat kabupaten/kota langsung dikerahkan untuk melakukan berbagai langkah pencegahan.

PMI yang merupakan mitra dari pemerintah juga dipercaya untuk melakukan berbagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 mulai dari menyebarkan masker kain secara gratis, edukasi bahaya dan pencegahan kepada masyarakat, pemasangan wastafel portabel hingga disinfeksi secara massal.

Untuk melakukan disinfeksi tersebut, berbagai macam peralatan juga dikerahkan seperti mengerahkan kendaraan taktis gunner spraying ke sejumlah lokasi. Hingga kini langkah untuk pencegahan terus dilakukan, karena COVID-19 masih ada dan jumlah korbannya semakin bertambah setiap waktu.

Kemudian, PMI juga terus memberikan edukasi ke berbagai elemen masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitasnya seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun secara rutin.

Sudirman pun mengimbau pencegahan akan sangat efektif jika warga disiplin dan sadar dalam penerapan protokol kesehatan, karena untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini ada di tangan masing-masing individu. (Mus)