Putus Rantai Kekerasan Terhadap Siswa, Kemendikbud Terus Tanamkan Penguatan Karakter

Mus • Tuesday, 15 Sep 2020 - 19:44 WIB

Jakarta - Penguatan karakter menjadi kunci utama untuk menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan di abad ke-21. Nilai-nilai inilah yang harus tertanam di lingkungan satuan pendidikan, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi fondasi awal dalam pembentukan karakter. 

Inilah yang melatarbelakangi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat SMP melaksanakan kegiatan Antisipasi Tindak Kekerasan Peserta Didik Jenjang SMP. 

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, (Dirjen PAUDDASMEN) Kemendikbud, Jumeri mengatakan, kegiatan ini bisa menjadi titik awal peningkatan karakter untuk menciptakan siswa SMP yang berkarakter, berakhlakul karimah, dan berkepribadian baik. 

“Karena individu yang baik hanya bisa diperoleh dari lingkungan yang baik,” ucapnya saat membuka kegiatan Antisipasi Tindak Kekerasan Peserta Didik Jenjang SMP Angkatan III yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Selasa (15/9/2020). 

Lebih lanjut Jumeri menyampaikan, ada tiga aspek yang membentuk karakter seseorang. Pertama, keluarga atau rumah yang memberi pengaruh sangat besar yaitu 60%. Kedua, satuan pendidikan yang memberi pengaruh sebesar 25-30%. Ketiga, masyarakat yang memberi pengaruh sebesar 10-15%.

Tripusat pendidikan tersebut mempengaruhi pembinaan karakter peserta didik sehingga harus mendapat perhatian. Jumeri menekankan perlunya kolaborasi semua warga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang baik tersebut. 

“Masing-masing aspek mempengaruhi satu sama lainnya. Pada aspek pertama dan kedua kita masih bisa kendalikan, tapi kalau di level masyarakat akan sulit,” imbuhnya.  

Menyambung hal tersebut, Direktur SMP Kemendikbud, Mulyatsyah mengatakan, nilai-nilai budi pekerti luhur harus menjadi pondasi yang ditanamkan sejak dini pada tahap awal pembentukan karakter. 

“Jika urusan belajar terganggu karena ada tindak kekerasan maka proses pembentukan karakter juga terganggu. Tindak kekerasan harus diantispasi agar lingkungan sekolah kita terkendali, terkontrol dan aman bagi peserta didik. Itu penting,” katanya ketika memberi laporan. 

Pencegahan terhadap tindak kekerasan menjadi hal yang diutamakan untuk diterapkan di satuan pendidikan. Sebab, penguatan karakter pada jenjang SMP menjadi kunci utama untuk menyiapkan generasi muda yang tangguh di masa depan. 

“Tujuan kami menyelenggarakan kegiatan ini adalah agar kita semua bisa mengantisipasi tindak kekerasan karena pencegahan jauh lebih penting sebelum sesuatu terjadi,” disampaikan Mulyatsyah. (Mus)