ICTM untuk Akselerasi Perekonomian Pariwisata Indonesia

Mus • Friday, 18 Sep 2020 - 19:38 WIB

Yogyakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar sosialisasi program Indonesia Corporate Travel and Mice (ICTM) 2020 di Yogyakarta, Kamis (17/9/2020). 

Sebanyak 80 pelaku pariwisata, terdiri dari perwakilan hotel dan restoran, asosiasi perjalanan dan destinasi wisata serta dinas terkait diundang dalam acara tersebut.

Director ICTM Johanes Chang mengatakan, ICTM merupakan kegiatan gabungan dari lima program. Yaitu talkshow, O2O buyer meet seller, buyer ekchange forum, post tour dan seller workshop. Di mana lima proram tersebut menjdi satu kegiatan.

“Sosialiasi ini sebagai tahap awal sebelum pelaksanaan ICTM,” kata Johanes Chang soal sosialiasi ICTM di Yogyakarta, Kamis (17/9/2020).

Johanes menjelaskan ICTM akan berlangsung di lima kota, yaitu Bali, Yogyakarta, Malang, Bogor dan Jakarta. Yogyakarta akan menjadi kota pertama kegiatan ICTM, 8-10 Oktober 2020 dan diakhiri di Jakarta, 27-28 November 2020. 

“Dipilihnya lima kota tersebut, karena untuk infrastruktur dan sarana pendukung lainnya dinilai sudah siap,” terangnya

Johanes menambahkan kegiatan ICTM sendiri untuk simulasi dan akselerasi kembalinya perekonomian pariwisata Indonesia. Sehingga dengan sosialiasi ini diharapkan para pelaku indistri pariwisata di Yogyakarta dapat bergabung dengan program ICTM. “Sebab tanpa dukungan tidak bisa berjalan dengan baik,” paparnya.

Mengenai kegiatan ICTM di tengah pandemi COVID-19, menurut Johanes situasi dan kondisi sekarang sangat dinamis dan menantang. Untuk itu berpikiri bagaiman cara membantu perekonomian bersama dengan menjadi diri. Sehingga sosialiasi ICTM mengundang untuk memulai dan mencoba dengan protokol kesehatan.

“Jika tidak dilakukan sekarang, tentunya akan sulit. Jadi kita akan berjalan bersama-sama,” tandasnya.

Ketua PHRI DIY Dedy Pranowo Eryono sangat mendukung ICTM ini. Sebab akan membantu dunia perhotelan dan restoran di saat pandemi, sehingga menyambut baik dan siap membantu Kemenparekraf untuk melaksanakan event ini. Namun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan. Sehingga perekonomian dan kesehatan tetap jalan. 

“Dengan event ini dunia perhotelan dan restoran di DIY akan terangkat di mata nusantara,” katanya. (SINDONEWS)