KKP Dorong Tulungagung Jadi Wisata Patin Terintegrasi

ANP • Friday, 25 Sep 2020 - 10:18 WIB

TULUNGAGUNG - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menjadi daerah wisata perikanan, khususnya untuk komoditas patin. Usulan tersebut disampaikan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja pada kegiatan panen Patin Perkasa (Patin Super Karya Anak Bangsa), Kamis (24/9), di Tulungagung, Jawa Timur, secara daring.

“Pak Kepala Dinas, saya usul desa di Tulungagung ini jadi desa wisata untuk khusus patin. Jadi mulai dari indukan, usaha pembenihan, usaha pembesaran, usaha pakannya secara mandiri, usaha pengolahan, dan usaha kuliner, semuanya kita rangkai menjadi satu kesatuan dan kita tetapkan sebagai desa inovasi untuk Patin Perkasa. InsyaAllah kami akan berangkat ke Tulungagung setelah acara hari ini untuk merintis semua itu. Mudah-mudahan Desember semuanya lengkap. Kalau sudah lengkap, sampaikan ke Bapak Bupati, kita resmikan menjadi desa integratif untuk Patin Perkasa. Nanti desa ini akan menjadi model untuk desa-desa lainnya,” ujarnya.

Selain itu, Sjarief juga mengusulkan untuk dilakukan harmonisasi tanam, yakni pengaturan waktu dalam melakukan penebaran benih. Dengan demikian, tidak terjadi penebaran benih dan panen dalam waktu yang bersamaan. 

“Jadi antar satu kawasan kita pisahkan tanam setiap dua minggu sekali misalkan. Maka kita bisa mengharapkan setiap kawasan akan panen dua minggu sekali. Kalau sudah jadi maka keseluruhan kebutuhan patin Tulungagung akan terpenuhi dengan seperti itu. Harganya pun bisa stabil. Saya berharap kita membuat semacam model ekonomi untuk desa ini dan menjadi contoh bagi yang lain,” tuturnya.

Selanjutnya, hasil produksi budidaya patin tersebut, Sjarief menginginkan dapat diolah oleh pelaku usaha lainnya. “Saya undang nanti desa yang lain untuk menjadi Unit Pembenihan Rakyat (UPR), nanti masyarakat desa yang lain jadi pengolah hasil pakan dan produk. Misalkan kita buat Nasi Lodo Patin. Tulungagung kan terkenalnya icon lodo. Dan itu kalau bisa dirangkai masterplannya, maka desa ini akan menjadi desa wisata kebanggaan Tulungagung,” ungkapnya.

Sjarief baharap acara panen Patin Perkasa hasil inovasi riset ini bukan menjadi akhir kegiatan. Ia malah berharap kegiatan panen ini menjadi tonggak awal rencana besar selanjutnya.

“Jadi acara hari ini merupakan acara pertama untuk dua program selama tiga bulan. Mudah-mudahan nanti ditindaklanjuti, saya akan hadir lagi. Mudah-mudahan akhir Desember kita sowan lagi ke panjenengan, sowan ke Bupati, kita sama-sama buat menjadi kawasan integratif mulai dari awal sampai akhir. Nanti anak-anak bisa kita dorong kesini untuk wisata perikanan,” tutup Sjarief.

Sebagai informasi, Patin Perkasa merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Salah satu lokasi riset berada di Tulungagung. Demikian disampaikan Kepala BRPI Joni Haryadi.

Menurut Joni, berbeda dengan patin biasa, Patin Perkasa memiliki bebagai keunggulan. Misalnya pertumbuhan lebih cepat 16,61-46,42%; produktivitas lebih tinggi 11,27–46,41%, rasio konversi pakan (FCR) lebih rendah 5,6-16,3 %; Harga Pokok Produksi (HPP) lebih rendah 4,45–17,92%; serta B/C ratio pembesaran lebih tinggi 14,71-48,48.

Disampaikan Supangat, pelaku usaha budidaya patin sejak Tahun 2010, yang kini menjadi Sekretaris Asosiasi Pengusaha Cat Fish Indonesia (APCI) Kabupaten Tulungagung, adanya Patin Perkasa ini sangat menguntungkan ia dan kelompok usahanya. Dirinya sangat bersyukur dengan adanya diseminasi hasil riset tersebut. (ANP)