Indonesia dan Maroko Kolaborasi Angkat Komoditas Perikanan Budidaya

ANP • Friday, 25 Sep 2020 - 20:39 WIB

JAKARTA – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Islamic Development Bank (IsDB) menginisiasi kolaborasi Indonesia dan Maroko dalam pengembangan 3 komoditas perikanan budidaya, yaitu udang, rumput laut dan teripang. Upaya ini menjadi kesepakatan hasil pembahasan dalam Webinar on Sustainable Aquaculture Development yang digelar, 23-24 September 2020, secara daring.
 
“Kerja sama perikanan Indonesia dan Maroko diharapkan dapat mendorong kolaborasi pembangunan yang berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan kedua pihak” ujar Slamet Soedarsono, Deputi Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Bappenas dalam sambutannya saat membuka Webinar, di Jakarta pada Rabu 23 September 2020.
 
Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP yang diwakili Direktur Perbenihan, Coco Kokarkin, dalam sambutan pembukaan mengajak seluruh peserta webinar untuk berperan aktif. “Khususnya rekan-rekan Maroko agar dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk belajar dan berdiskusi sehingga nantinya dapat diimplementasikan di Maroko” katanya.
 
Webinar ini digagas Bappenas untuk meningkatkan hubungan diplomatik dan memperkuat kerja sama bilateral, serta mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara. Mekanisme Reverse Linkage menjadi dasar pelaksanaan kerja sama trilateral antara Indonesia, Maroko dan IsDB.

Dalam pemaparannya, Dwi Handoko Putra dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Laut (BBPBL) Lampung menguraikan teknologi budidaya teripang, utamanya pembenihan dan pembesaran. BBPBL Lampung merupakan salah satu Center of Excellence perikanan budidaya KKP yang berhasil melakukan terobosan dalam pembenihan dan pembesaran teripang.

Adapun, Abidin Nur dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara menjelaskan secara terperinci tentang budidaya udang. Menurut dia, budidaya udang harus dilakukan dengan biosekuriti yang ketat dan penggunaan bahan kimia secara bertanggungjawab. Lebih jauh, Rizky Darmawan dari Petambak Muda Indonesia membagikan pengalamannya dalam menjalankan bisnis udang yang telah dimulai sejak 2008. Rizky memaparkan jenis produk udang yang digemari di pasar Amerika dan Jepang serta peluang Maroko sebagai pintu masuk ekspor produk perikanan Indonesia ke Spanyol dan Uni Eropa.
 
Sedangkan M. Hidayat dari Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok memaparkan dengan rinci mengenai teknologi budidaya rumput laut. Webinar juga menghadirkan pelaku bisnis Indonesia yaitu Budhi Wibowo selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan pemasaran Produk Perikanan Indonesia dan Safari Aziz mewakili Asosiasi Rumput Laut Indonesia yang mengungkapkan pengalaman kerja sama terdahulu dengan pihak di Maroko dan menyambut baik upaya meningkatkan kerja sama di pemerintahan dan swasta melalui mekanisme yang disepakati Indonesia dan Maroko.

Reverse Linkage merupakan mekanisme kerja sama teknis di mana negara-negara anggota IsDB untuk saling bertukar pengetahuan, keahlian, teknologi dan sumber daya untuk mengembangkan kapasitas mereka dan mencari solusi untuk pembangunan. Mekanisme ini mengusung 5 pilar utama yakni keselarasan stratejik dimana target disesuaikan dengan prioritas negara; inklusivitas dengan merangkul para pihak termasuk sektor swasta; win-win arrangement terkait benefit yang diperoleh para pihak; kepemilikan dan komitmen mencakup aspek teknis dan pendanaan; dan pendekatan peer-to-peer melalui konsultasi yang disesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19.

Adapun Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KKP, Agung Tri Prasetyo  menegaskan sektor perikanan budidaya adalah sektor yang menjanjikan untuk dikerjasamakan oleh Indonesia dan Maroko, dengan proyeksi kedepan sesuai kepentingan nasional Indonesia adalah akses pasar produk perikanan ke pasar Eropa dan Afrika/Timur Tengah. “Kerja sama perikanan Indonesia dan Maroko merujuk hasil pemaparan dan pembahasan pihak Indonesia dan Maroko dalam webinar dapat didorong melalui setidaknya 4 area kerja sama. Pertukaran tenaga ahli termasuk kunjungan kalangan usaha, pertukaran pengetahuan dan praktik-praktik terbaik, pengembangan teknologi, dan pengembangan produk perikanan, termasuk akses pasar” paparnya.
 
Webinar menyepakati potensi area kerja sama yang dapat dikembangkan melalui mekanisme Reverse Linkage berupa knowledge sharing untuk komoditas udang, rumput laut dan teripang, pertukaran tenaga ahli dalam bentuk studi komparasi, dan kajian kebijakan/regulasi, riset bersama untuk pengembangan budidaya. IsDB akan memfasilitasi dan mendukung kerja sama RI-Maroko. “IsDB siap mendukung sepenuhnya kerja sama RI-Maroko di bawah skema Reverse Linkage ini” ujar Aminuddin Arif, Regional Coordinator (Asia) Reverse Linkage IsDB.
 
Hadir dalam Webinar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Perikanan Laut, Pembangunan Pedesaan, Air dan Kehutanan Maroko, Direktur Badan Pengembangan Budidaya (ANDA) Maroko, Regional Coordinator (Asia) Reverse Linkage IsDB, Direktur IsDB Regional Hub Jakarta, dan perwakilan IsDB Regional Hub Rabat. Sementara dari Indonesia, Deputi Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Bappenas hadir bersama Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional Bappenas, Direktur Perbenihan Ditjen Perikanan Budidaya KKP, Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KKP, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Laut (BBPBL) Lampung, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan jajaran pejabat/staf Bappenas, KKP dan Kementerian Luar Negeri. (ANP)