Wagub DIY Lakukan Penyerahan Simbolisasi 3 Program Tim Percepatan Keuangan Akses DIY

Mus • Wednesday, 7 Oct 2020 - 14:30 WIB

Yogyakarta - Inklusi keuangan sangat krusial untuk mencapai tujuan makro sekaligus menjawab tantangan dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Karena mampu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait layanan keuangan, sehingga dapat mendorong akselerasi penggunaan jasa keuangan. 

Wagub DIY KGPAA Paku Alam X menyampaikan hal itu pada acara pembukaan Bulan Inklusi Keuangan DIY 2020 dan Penyerahan Simbolisasi 3 Program Tim Percepatan Keuangan Akses Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (TPAKD), Rabu (07/10) di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. 

“Saya mendukung sepenuhnya serta memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada TPKAD, PT. Bank BPD DIY, sekolah-sekolah dan pihak lainnya atas terselenggaranya program perluasan akses pelayanan keuangan melalui Program KEJAR, Program Melawan Rentenir melalui Optimalisasi PEDE, dan Program Business Matching melalui Optimalisasi Penyaluran KUR Sektor Pertanian,” ungkap Sri Paduka

Ia menyampaikan, saat ini pandemi covid-19 di Indonesia berdampak  pada sektor ekonomi sehingga memperlemah sektor perekonomian. Perlambatan aktivitas ekonomi juga berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama kalangan pelaku usaha informal, ultra mikro, mikro dan kecil. 

Karenanya inklusi keuangan sangat diperlukan untuk sinergitas program pemerintah, lembaga jasa keuangan, swasta, dan masyarakat. Sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat secara berkesinambungan.

Pada acara tersebut juga dilakukan peluncuran 3 program perbankan tersebut dengan secara simbolis memberikan produk-produk kepada konsumen. Mereka diantaranya adalah petani, pelajar dan pelaku UMKM. Selain Wagub DIY, kepala OJK, serta Dirut PT. Bank BPD DIY, hadir dalam acara tersebut, Asisten Sekda Bidang Perekonomian Pembangunan, Perwakilan OPD yang berkepentingan di DIY, Anggota Himbara yaitu Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI.  

Seperti rilis yang diterima dari Humas Pemprop DIY, Kepala OJK DIY, Parjiman menyampaikan, saat ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai tingkat inklusi keuangan hingga mencapai  90%. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam Program Satu Rekening Satu Pelajar atau KEJAR, Program Melawan Rentenir melalui Optimalisasi Penyaluran Kredit Pembangunan Daerah atau PEDE dari PT. Bank BPD DIY, dan Program Business Matching melalui Optimalisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sektor Pertanian.

OJK menurut Parjiman telah bekerjasama dengan industri jasa keuangan berusaha untuk menarik para pelajar agar bisa memiliki rekening. Kemudian juga telah mendorong para petani untuk bisa mengoptimalkan KUR sebagai suntukan modal. Selain itu, juga berupaya menekan pemanfaatan jasa rentenir yang bisa mematikan usaha para pelaku UMKM. 

“Pemanfaatan produk keuangan dari perbankan, kita buat dengan sangat sederhana, sangat mudah dan juga cepat, sehingga ketertarikan masyarakat terhadap perbankan meningkat. Kita edukasi masyarakat tentang bagaimana berhubungan dengan lembaga keuangan formal, nonformal, setengah formal beserta tingkat risikonya agar mereka melek finansial,” jelas Parjiman. 

Parjiman menambahkan, pihaknya telah menyusun langkah-langkah berkaitan dengan pencapaian target pelaksana di dalam industri keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat dan pelajar untuk meningkatkan akses keuangan khususnya di dalam perbankan.

Senada dengan Parjiman, Dirut PT. Bank BPD DIY, Santoso Rohmad menambahkan, perbankan akan membuat aksi-aksi yang berkaitan dengan dorongan pemerintah untuk memulihkan ekonomi. Guna menarik minat masyarakat akan di buat program semenarik mungkin. Hal ini bertujuan agar  ketahanan ekonomi nasional bisa meningkat. (Ron)