Pemerintah Dukung Pengembangan Obat Herbal Di Masa Pandemi Covid-19

ANP • Friday, 9 Oct 2020 - 10:49 WIB

Karanganyar - Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah. Salah satu yang paling unggul dimiliki Indonesia adalah kekayaan hayati berupa rempah-rempah dan tanaman obat yang berkhasiat. 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berkesempatan melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Kemenkes, di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Kamis (8/10).

Dalam rangkaian kunjungannya, Menko PMK mengunjungi kebun percobaan dan produksi tanaman herbal yang dikembangkan BP2P2TOOT di Dusun Tlogodlingo, Kecamatan Tawangmangu, untuk melihat aneka ragam jenis tanaman obat yang dikembangkan, sekaligus ikut memanen beberapa jenis tanaman obat, yaitu tanaman kamomil/chamomile, dan tanaman timi/thime.

"Kunjungan saya ke sini untuk melihat di lapangan tentang perkembangan bahan-bahan baku dari obat-obatan yang bersumber dari bahan herbal dan juga melihat perkembangan obat tradisional di balai besar ini" ujar dia usai melakukan kunjungan di BP2P2TOOT.

Menko PMK mengatakan, pengembangan tanaman obat dan herbal di masa pandemi Covid-19 ini sangatlah penting. Menurutnya, saat ini Presiden RI Joko Widodo berfokus pada pengembangan obat-obatan yang bersumber dari bahan baku asli Indonesia.

"Sesuai arahan Presiden, diminta untuk lebih mengutamakan pada bahan yang bersumber dari Indonesia sendiri, yaitu bahan baku lokal. Dan kalau bisa dikembangkan bukan hanya sebagai obat tradisional, tetapi juga sebagai obat fitofarmaka (obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanannya dengan uji klinis)," jelasnya.

Lebih lanjut, Menko PMK menilai, apa yang telah dilakukan BP2P2TOOT dalam pengembangan tanaman obat dan produksi obat herbal sudah sangat baik. Bahkan, BP2P2TOOT juga turut melakukan pembinaan kepada para petani tanaman obat di Kabupaten Karanganyar agar kualitas dari tanaman obat yang dihasilkan terrus terjaga.

Untuk meningkatkan kesejahteraan petani tanaman obat, Menko Muhadjir mengatakan, nantinya pemerintah akan mendesain korporasi khusus untuk tanaman obat. Hal itu dilakukan agar para petani bisa memasarkan produknya secara kontinyu dan memilki pasar yang tetap.

"Dengan demikian, produk petani itu mulai dari proses penanamannya, pembibitanya, kemudian sudah menjadi produk itu dibimbing sampai ada jaminan bahwa produknya nanti hasil petani itu akan terbeli. Sehingga petani akan merasa aman merasa nyaman dalam bekerja. Sementara produknya juga akan berstandar yang sesuai dengan kebutuhan obat," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan bahwa pemerintah sangat mendukung pengembangan tanaman obat di BP2P2TOOT dan produk turunannya seperti jamu dan obat-obatan herbal. Dia mengatakan, BPOM akan ikut mendamping dan bertanggung jawab untuk menjamin aspek keamanan mutu khasiat dari produk herbal terstandar ayau obat fitofarmaka. 

"Jadi saya sangat mengapresiasi balai ini yang tidak hanya berbasis riset, dia juga membimbing para petani para calon pelaku usaha UMKM jamu dan obat tradisional. Kami siap membantu mendampinginya nanti sehingga produk-produk tersebut bisa memenuhi aspek mutu dan kualitas jamu tradisional," tukas dia.

Melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya, Menko PMK juga meninjau e-Warong Berkah di Dukuh Suruh Kalong, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, yang dikelola oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Di e-Warong tersebut, Menko Muhadjir melihat proses transaksi pembelanjaan bantuan sosial Program Sembako yang dilakukan para KPM untuk mendapatkan bantuan sembako. Selain itu, Menko PMK juga mengecek kualitas bahan pangan yang diserahkan kepada penerima manfaat.(ANP)