Investasi Saham Jangan Baper!

Mus • Friday, 16 Oct 2020 - 09:17 WIB

Jakarta – Investasi saham membutuhkan manajemen keuangan dan manajemen psikologis yang baik. Kesabaran investor saham diuji ketika memperoleh saham yang turun saat dibeli, tetapi malah naik saat dijual. Terkadang saat memegang saham yang harganya terus merangkak naik, kedisiplinan investor pun diuji. Emosi ketakutan (fear) dan keserakahan (greed) memainkan peranan besar dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama saat menginginkan keuntungan dalam jumlah besar di waktu yang singkat.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, serta hasil diskusi dengan para trader dan komunitas trader, Direktur IT & Online trading MNC Sekuritas Fifi Virgantria menyampaikan rasa takut dan serakah harus dapat dikendalikan, sehingga investasi saham berjalan dengan maksimal. Rasa takut itu wajar. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengontrol ketakutan kita supaya tidak berlebihan, sehingga tidak mendominasi keputusan saat berinvestasi saham, jelasnya.

“Rasa takut yang berlebihan justru akan menyebabkan takut menghadapi risiko, sehingga kita melewatkan banyak peluang yang baik. Sikap ragu-ragu membuat kita terlalu lama mengambil keputusan padahal eksekusi di dunia saham harus cepat supaya momentum masih ada di genggaman,” kata Fifi.

Selain rasa takut, investor saham juga wajib waspada terhadap rasa serakah. Kadang harga saham sudah melambung, investor malah makin terpacu untuk ikut membeli karena FOMO (Fear of Missing Out). Tidak bisa dipungkiri, terkadang juga akan ada momen yang membuat investor sangat ingin mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi lagi. Hal ini karena pada dasarnya, manusia seringkali sulit merasa puas dan selalu ingin mendapatkan yang lebih.

“Untuk itu, saya sarankan investor saham untuk memiliki trading plan, kedisiplinan kapan harus masuk dan keluar market, serta mengelola modal dan risiko dengan bijak. Jurnal investasi akan membantu kita mengevaluasi saham yang pernah kita investasikan,” jelasnya.

Dengan kecanggihan aplikasi online trading MNC Trade New, investor tidak perlu mencatat jurnal investasinya secara manual di kertas catatan karena ada menu Realized Gain/ Loss yang dapat diakses secara berkala untuk mengetahui keuntungan atau kerugian yang sudah direalisasikan. Selain itu, trading plan yang sudah disusun juga dapat dieksekusi order-nya secara otomatis.

“Seperti halnya belanja online di e-commerce, kita bisa masukkan wish list saham yang kita incar ke dalam Stock Watch List di aplikasi MNC Trade New, sehingga kita bisa mengamati naik turunnya harga, serta volum perdagangannya di market dengan mudah. Kita juga tidak perlu mengamati layar trading seharian penuh. Sebagai karyawan atau mahasiswa tentunya mempunyai aktivitas lain yang harus dikerjakan, untuk itu kita bisa manfaatkan fitur Super Order untuk memasang order jual atau beli saat saham menyentuh level harga yang sudah kita atur sebelumnya,” tutup Fifi. (mus)