Sudirman: PMI Siaga Penuh Antisipasi Dampak La Nina

Mus • Wednesday, 21 Oct 2020 - 14:20 WIB

Jakarta - BMKG telah menyampaikan peringatan dini tentang fenomena La Nina yang terjadi di Samudera Pasifik. Fenomena ini diprediksi akan meningkatkan jumlah curah hujan, hingga 40 persen di atas curah hujan bulanan di Indonesia.

Menurut Sekjen PMI Pusat, Sudirman Said, informasi BMKG perlu disikapi secara serius. Karena peningkatan curah hujan akibat la nina, berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor serta masalah kesehatan lainnya.

“Kita tahu tanpa la nina pun banjir bandang dan tanah longsor sudah banyak terjadi, karena pembangunan dimana-mana,” kata Sudirman saat konferensi pers “Kesiapsiagaan PMI dalam mengahadapi La Nina” yang berlangsung secara daring, hari ini Rabu (21/10).

Baca juga: Fenomena La Nina, BMKG : November Separuh Jawa Tengah Masuk Musim Hujan

Sudirman mengakui ancaman bencana ini menjadi tantangan tersendiri bagi relawan PMI, yang sedang berjibaku di lapangan mengatasi covid-19. “Hampir delapan bulan ini relawan PMI berjuang bersama masyarakat mengatasi covid-19. Tapi covidnya belum selesai, kita akan menghadapi tamu lain berupa bencana alam,” ucap Sudirman.

Baca juga: Presiden: Antisipasi Kemungkinan Dampak Fenomena La Nina

Sudirman memastikan, PMI dalam status siaga penuh untuk mengantisipasi dampak la nina yang kemungkinan akan berlangsung  hingga April tahun depan. PMI telah memiliki rencana kerja siaga darurat aksi dini la nina, antara lain dengan menggerakkan satuan penanggulangan bencana (satgana). Kemudian  memberikan sosialisasi potensi banjir ke masyarakat, mengaktifkan tim siaga, menempatkan alat berat dan keselamatan, serta mengintensifkan pemantauan lingkungan dan infrastruktur air, seperti sungai.

“Kita sekarang sudah menyusun rencana operasi sebagai antisipasi. Kita identifikasi titik kemungkinan terjadinya bencana, menyiapkan relawan dan logistik, serta tempat pengungsian. Dalam hal ini PMI tingkat provinsi fokus pada kordinasi dan supervisi, serta menyiapkan para relawan di kabupaten-kota,” jelas Sudirman.

PMI Pusat juga terus menghimpun logistik dan bantuan dari berbagai pihak. “Saat ini PMI punya enam gudang regional yang kondisinya sangat baik. Tersedia perahu karet, generator darurat, help kit dan makanan siap saji. Ada di Banten, Semarang, Surabaya, Padang, Banjarmasin dan Makassar. Kita sedang siapkan delapan gudang tambahan untuk memperkuat kanal logistik PMI,” urai Sudirman.

Tantangan lain yang tak kalah penting, adalah menyiapkan tempat pengungsian yang seaman mungkin, sesuai protokol kesehatan untuk mencegah penularan covid-19 di antara pengungsi. (Mus)