Puncak Hari Santri, Kemenkes-Kemenag Gelar Kampanye 3M

ANP • Friday, 23 Oct 2020 - 14:02 WIB

Depok - Bertepatan dengan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Agama menggelar Kampanye 3M bertajuk “Santri Sehat, Indonesia Kuat” secara daring dan luring di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, Depok pada Kamis (22/10).

Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Kirana Pritasari, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdani, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI Waryono, Direktur Promosi Kesehatan Rizkiyana Sukandhi Putra, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Hamidiyah Imam Susanto Sjaichu serta jajaran pengurus Pondok Pesantren Al Hamidiyah.

Dalam sambutannya, Kirana mengucapkan terima kasih atas dukungan serta komitmen dari Kemenag serta para pengelola pondok pesantren di Indonesia dalam upaya memutus mata rantai penularan COVID-19. Pasalnya, dengan jumlah orang yang banyak dan terkonsentrasi dalam satu tempat yang sama untuk jangka waktu yang panjang, ponpes berpotensi tinggi sebagai klaster penularan COVID-19. 

“Kemenkes menghargai dukungan Kemenag beserta jajarannya mulai dari tingkat provinsi hingga Kabupaten/Kota serta para pengelola pondok pesantren dalam mendukung kampanye 3M untuk menjaga pesantren kita agar tetap sehat dan aman dari dari penularan COVID-19,” kata Kirana.

Dukungan tersebut kemudian diperkuat dengan, disusunnya regulasi untuk mendorong penegakan protokol kesehatan khususnya bagi pondok pesantren dan tempat pendidikan. Regulasi tersebut tertuang dalam SKB 4 Menteri antara Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021. 

Tak hanya itu, Kemenkes juga mendorong agar seluruh warga pondok pesantren untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 melalui perubahan perilaku serta menyusun kebijakan-kebijakan yang disesuaikan dengan kearifan lokal dari masing-masing pondok pesantren. Harapannya, melalui pendekatan kultural yang ada di pesantren, akan semakin mudah dipahami untuk kemudian bisa diterapkan secara simultan. 

“Dengan jumlah santri mungkin sekitar 4,5 juta, ini merupakan potensi yang sangat besar. Apabila mereka diberdayakan sebagai agen perubahan, maka mereka bisa membantu memperbaiki perilaku masyarakat Indonesia yang lebih sehat,” tutur Kirana. 

Dia menyontohkan perubahan perilaku dimulai dengan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar ponpes, terutama ruangan maupun alat-alat yang sering digunakan bersama seperti tempat ibadah, ruang kelas, tempat belajar maupun tempat tidur. Secara berkala dibersihkan agar tidak menjadi tempat penularan COVID-19. 

Lebih lanjut, Kirana juga mendorong agar pengelola pondok pesantren secara aktif menjalin koordinasi kepada Satgas COVID-19 setempat serta jejaring yang terlibat dalam protokol kesehatan di pesantren baik dari sektor kesehatan, asosiasi pesantren, agama, pendidikan serta ormas. 

“Dengan kerjasama ini kami berharap bisa mencegah penyebaran COVID-19 di pesantren, karena kami yakin pesantren sebagai lembaga pendidikan dapat mengedukasi seluruh masyarakat di pesantren untuk bersama-sama memberikan komitmen agar pesantren aman dan sehat dari COVID-19,” ucapnya.

Selain Kementerian Kesehatan, komitmen untuk menciptakan santri yang sehat juga hadir dari Kementerian Agama. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono mengungkapkan di masa pandemi ini Kemenang turut mendorong penerapan pola hidup bersih dan sehat di pesantren dengan memberikan bantuan berupa Biaya Operasional Pesantren (BOP). 

Ia merinci besaran bantuan disesuaikan dengan jumlah santri yang ada di pesantren. Untuk pesantren dengan kategori kecil dibawah 500 santri diberi bantuan 25 juta, pesantren dengan kategori sedang 1.000 sampai 1.500 santri mendapat bantuan 40 juta dan pesantren kategori besar atau berkapasitas lebih dari 1.500 santri mendapatkan bantuan 50 juta. 

“Kami berharap kepada pengelola bagaimana bantuan tersebut bisa menjadikan para santri tetap aman dan sehat,” kata Waryono. 

Menutup sambutannya, Waryono berharap kegiatan kampanye 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun yang digelar di Pondok Pesantren Al Hamidiyah, bisa menjadi contoh sekaligus pemicu yang baik bagi upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di lingkungan pesantren. Pihaknya menekankan bahwa masalah COVID-19 adalah masalah bersama, oleh karenanya sudah seharusnya untuk saling membantu dan mengingatkan dalam menjaga kesehatan agar pandemi bisa segera berakhir. 

“Terima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang selalu mengingatkan kami warga pesantren untuk menerapkan pola hidup sehat, meski tidak mudah, tapi Alhamdulillah dengan saling mengingatkan diharapkan pesantren aman dari penularan COVID-19,” tandasnya. (ANP)