PEN Diharapkan Jadi Stimulus bagi Sektor Swasta

ANP • Wednesday, 4 Nov 2020 - 23:37 WIB

JAKARTA - Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menilai sektor swasta cukup berpengaruh dalam memulihkan pertumbuhan ekonomi nasional. Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin bahkan menyebut dalam struktur ekonomi Indonesia, kontribusi sektor swasta mencapai lebih dari 70%.  

"Dari ekonomi Indonesia yang seribu triliun ini, paling besar merupakan kontribusi swasta. Sekitar sisanya 16 persen dari BUMN, sisanya lagi baru dari pemerintah," ucap Budi menjawab pertanyaan media dalam perkembangan pemulihan ekonomi nasional di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (4/11/2020) sebagaimana disiarkan Kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Pemerintah katanya, akan mengeluarkan dana sebanyak-banyaknya melalui program PEN. Dan memastikan pengeluaran dari kementerian/lembaga semaksimal mungkin. Meski demikian, pengeluaran pemerintah itu paling besar akan berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia sebesar 16 - 17%, ditambah pengeluaran kementerian/lembaga sekitar 5 - 6% kontribusi. 

"Sebagian besar sangat bergantung ke sektor swasta. Oleh karena itu kami akan mencoba memfokuskan beberapa program yang bisa memberikan stimulus agar bisa berputar roda ekonominya," lanjut Budi. Misalkan, subsidi sembako bisa melibatkan pihak swasta untuk transportasinya. 

Khusus Satgas PEN, kata Budi, akan menangani akses ke pinjaman, jaminan kredit dan pinjaman-pinjaman ke daerah. Agar daya ungkit ekonomi tidak hanya dari pemerintah. "Tanpa bersama-sama antara pemerintah dan swasta, akan sangat sulit kita mengangkat pertumbuhan ekonomi menjadi positif," ujarnya.

Disamping itu, masih menjawab pertanyaan media, ia  menyampaikan bahwa program bantuan subsidi gaji gelombang pertama sudah tersalurkan kepada 12,4 juta penerima. Rencananya minggu ini akan disalurkan kembali gelombang kedua disalurkan. 

"Program subsidi gaji total pagu-nya Rp30 triliun, dan sudah disalurkan sekitar setengahnya. Dalam satu setengah bulan ini kita akan kejar setengahnya karena ini merupakan program utama yang mesti kita kejar sampai akhir tahun," tutur Budi.

Dalam sisa waktu pada kuartal IV ini, Satgas PEN akan fokus pada program-program yang masuk dalam kategori perlindungan sosial. Baik yang ada di Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga Kerja dan kementerian/lembaga lainnya akan terus didorong. "Karena paling besar dampaknya pada rakyat di strata paling bawah," lanjutnya. 

Ia optimis target dapat tercapai karena program perlindungan sosial paling besar menyerap anggaran. Dari Kementerian Sosial mengalokasikan anggaran sebesar Rp128,8 triliun, Kementerian Tenaga Kerja mengalokasikan sekitar Rp30 triliun dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mengalokasikan Rp31 triliun.

"Arahan Bapak Presiden konsisten dari awal, beliau ingin agar semua rakyat kita yang terdampak dan berada di strata paling bawah harus dibantu. Penyerapan sampai Desember (2020) maupun tahun depan, kita akan fokus agar program-program yang ada dalam kategori perlindungan sosial yang ada di kementerian/lembaga lainnya akan kita dorong," katanya. 

Untuk sektor UMKM, ucap Budi, juga akan dikejar karena sektor ini merupakan yang terbesar kedua dalam program pemulihan ekonomi nasional. Sektor UMKM dapat menyerap 90% tenaga kerja, dan 50% lebih kontribusinya dalam pendapatan domestik bruto (PDB) atau Growth Domestic Product (GDP). (ANP)