LIPI Kembali Rekrut CPNS dengan Kualifikasi S3 dari Jalur Diaspora

FAZ • Friday, 6 Nov 2020 - 12:52 WIB

Jakarta - LIPI kembali menerima Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebanyak 103 CPNS dari 170 formasi yang tersedia untuk fungsional peneliti dan non peneliti. Pengumuman CPNS LIPI 2019 ini diumumkan pada Jumat, 30 Oktober 2020 melalui website resmi https://cpns.lipi.go.id/. 103 CPNS tersebut terdiri dari 52 fungsional non-peneliti dan 51 fungsional peneliti yang diterima baik melalui jalur umum dan jalur diaspora.

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa perekrutan jabatan fungsional peneliti dengan jalur umum maupun diaspora bukan proses yang mudah dengan adanya tantangan proses administrasi yang lebih rumit. Namun dirinya menjamin bahwa keputusan para diaspora untuk menjadi bagian dari lembaga riset terbesar di Indonesia adalah hal yang baik bagi pengembangan riset di Indonesia.

“Saya juga mendorong para peneliti untuk melanjutkan untuk studi post-doctoral. Karena kami tidak ingin hanya merekrut S3, namun juga S3 yang berpengalaman,” ujar Handoko.

Sekretaris Utama LIPI sekaligus Ketua Panitia Seleksi CPNS LIPI 2019, Nur Tri Aries Suestiningtyas berharap bahwa rekrutmen S3 dan diaspora di lembaga penelitian yang sedang bertransformasi ini akan mempercepat capaian kinerja riset di LIPI dan Indonesia.

“Rekam jejak, pengalaman, dan jaringan yang sudah dibangun sebelumnya diharapkan dapat dilanjutkan dengan berkiprah di LIPI sebagai peneliti,” tambah Nur.

Dua CPNS dari jalur seleksi diaspora yang berhasil lulus di antaranya adalah Martiwi Setiawati dan Ahmad Fudholi. Keduanya mengetahui informasi perekrutan diaspora sebagai jabatan fungsional peneliti di LIPI melalui website. Martiwi menceritakan bahwa proses rekrutmen CPNS LIPI 2019 berjalan lancar hingga proses wawancara. Namun, Ia mengaku sedikit mengalami tantangan saat proses pemberkasan.

“Kami tidak tahu kapan dapat mulai bekerja. Saat pandemi seperti ini aturan imigrasi bisa berubah setiap saat. Lalu ada karantina 14 hari dan dilarang menggunakan transportasi umum dalam 14 hari tersebut,” ungkapnya.

Motivasi Martiwi untuk mendaftar sebagai peneliti LIPI adalah untuk dapat bekerja di Indonesia sebagai peneliti, profesi yang sudah menjadi cita-citanya dan sudah Ia jalani sejak 2011 di Jepang. Perempuan kelahiran Klaten pada 1987 tersebut menamatkan gelar doktoralnya di Universitas Yamaguchi, Jepang pada 2015 dengan bidang keahlian teknik lingkungan.

Sedangkan untuk Ahmad Fudholi, motivasinya untuk kembali ke Indonesia sebagai peneliti adalah untuk mewarnai dinamika riset Indonesia. Pria kelahiran 1980 itu berharap dapat menyalurkan pengalamannya bekerja sebagai peneliti di Solar Energy Research Institute, National University of Malaysia sejak 2013.

“LIPI menjadi wadah yang sangat sesuai bagi saya untuk mengembangkan teknologi photovoltaic termal (PVT), khususnya teknologi energi surya maupun sumber energi terbarukan lainnya yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia,” ungkapnya.

Ia berharap teknolgi PVT dapat dimanfaatkan sebagai teknologi pengeringan surya yang membantu petani dan nelayan dalam meningkatkan pengelolaan hasil-hasil pertanian dan kelautan.