Manjakan Wisatawan, Pemerintah Siapkan Internet Super Cepat di Labuan Bajo  

MUS • Friday, 13 Nov 2020 - 12:42 WIB

Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate mengatakan, perkembangan digitalisasi saat ini yang begitu pesat, pariwisata di destinasi super prioritas tidak hanya berfokus pada health, safety, and security, tetapi pariwisata digital yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai.

Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi ini mulai dibangun sejak tahun 2020 hingga 2022 mendatang.

Nantinya, masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dan wisatawan akan mendapatkan akses internet super cepat, berupa fasilitas 4G di seluruh pusat kota dan desa di destinasi pariwisata.

"Hal ini dilakukan, karena salah satu kunci sukses pariwisata yaitu melibatkan desa-desa atau masyarakat lokal untuk bisa maju bersama dalam membangkitkan pariwisata,” kata Johnny dalam acara simulasi protokol kesehatan, keamanan dan keselamatan, di Hotel Inaya Bay, Labuan Bajo, NTT, Kamis 12 November 2020.

Johnny kemudian menjelaskan progres pembangunan infrastuktur teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Disebutkan bahwa fiber optic yang digunakan untuk membawa koneksi internet sudah terhubung mulai dari Labuan Bajo ke Pulau Timor dan Maluku Tenggara. Lalu disambung ke Papua, kemudian Ternate, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan disambung ke Jawa.

Sementara itu, dari fiber optic dari Timur ke Barat, mulai dari Labuan Bajo ke Mandalika, Denpasar, Surabaya, dan kembali ke pusat pelayanannya di Jakarta memang belum terhubung dan saat ini sedang disiapkan oleh operator dan mitra Kominfo.

“Untuk itu dibutuhkan dukungan dan kerja sama dari pemerintah daerah terkait pembangunan fiber optic ini. Mudah-mudahan semua dapat berjalan dengan lancar,” kata Johnny.

Sementara itu, Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, menuturkan bahwa kedepannya wisatawan tidak perlu khawatir untuk datang ke Labuan Bajo, karena saat ini pelaku usaha hotel dan restoran sedang dalam proses sertifikasi CHSE.

“Dengan sertifikasi CHSE, kami siap dan akan berupaya menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan tiap wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo,” kata Shana.

Selain mengutamakan sertifikasi CHSE, Shana menambahkan ke depan pariwisata akan menuju ke teknologi digital.

Dengan memanfaatkan aplikasi Indonesia Care, wisatawan dapat mengetahui destinasi wisata mana saja yang sudah tersertifikasi CHSE atau lokasi mana saja yang merupakan green zone.

“Selain itu, wisatawan juga dapat mengetahui mana saja hotel, kapal-kapal, dan restoran yang sudah mendapatkan sertifikasi CHSE. Sehingga ketika terjadi situasi darurat, wisatawan dapat mengklik emergency call dan akan langsung terhubung ke posko terpadu, dilanjutkan langsung ke instansi yang akan melakukan follow up, sehingga respons akan lebih cepat ditanggap. Hal ini dilakukan agar wisatawan merasa aman dimanapun mereka berada selama berwisata di Labuan Bajo,” terangnya.