Pengaruh Pilpres AS pada Dunia Islam dan Indonesia

MUS • Thursday, 19 Nov 2020 - 10:55 WIB

Jakarta - Hubungan Amerika-Indonesia, menurut pengamat, akan lebih baik di bawah pemerintahan Biden-Harris nanti. Dikutip dari Voice of America, pendekatan pemerintahan Biden yang dinilai lebih dialogis, diyakini membuka peluang hubungan baik dengan banyak negara, termasuk Indonesia, selain berlanjutnya normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara jazirah Arab, dikenal sebagai Abraham Accords.

Dalam tulisannya yang terbit pada awal tahun ini di Majalah Foreign Affairs, “Why America Must Lead Again,” Joe Biden mengatakan, sebagai presiden ia akan mempererat kemitraan dengan Indonesia untuk memajukan nilai-nilai bersama di kawasan yang akan menentukan masa depan Amerika.

Setelah Biden menjadi presiden terpilih, Prof. Tirta Mursitama, pengamat internasional dan kepala departemen Hubungan Internasional Binus University di Jakarta mengatakan, “Indonesia masih sebagai mitra yang penting, sebagai jembatan ‘perseteruan’ antara Amerika dan China. Ini hal yang tidak bisa disepelekan. Siapapun presiden Amerika Serikat, partai apapun, pasti dia akan datang mendekati Indonesia.”

Tetapi, Prof Tirta mengingatkan, tidak akan banyak perubahan pada Indonesia karena, "kalau demokrat itu berkuasa, isu-isu HAM kita pasti direcokin gitu. Mungkin ada isu Papua, mungkin juga penghormatan soal kaum minoritas. Itu mungkin akan menjadi PR buat kita tapi, menurut saya, kita tidak terlalu khawatir karena itu merupakan juga bunga-bunga dari satu hubungan luar negeri. Persoalan di domestik kita seperti apa, pasti juga kita akan meminta mereka menghormati juga masalah kita.”

Tirta kemudian mengajak masyarakat optimistis. Menurutnya, Biden menjadi kesempatan sekaligus tantangan, seperti apa politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, pada masa depan.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, yang juga mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dr. Dino Patti Djalal menilai Biden sangat peka terhadap kepentingan umat dan dunia Islam. Salah satu alasannya, karena Biden adalah wakil presiden semasa pemerintahan Presiden Obama. 

Pendiri dan juga ketua Foreign Policy Community of Indonesia itu mengatakan pemerintahan Obama memang secara sistematis berusaha memperbaiki hubungan dengan dunia Muslim dan Biden bagian dari itu. Ia mengakui upaya Obama itu tidak 100% efektif karena ada polling di dunia Islam yang menunjukkan beberapa negara tidak mempan. Image Amerika masih tidak terlalu baik di negara-negara tersebut, termasuk di Timur Tengah.

“Saya sangat meragukan, mohon maaf sekali, meragukan Presiden Biden akan mendorong perdamaian Israel-Palestina karena sekarang ini prioritasnya adalah tentu, nomor satu adalah COVID dan kedua adalah pemulihan ekonomi. Paling tidak untuk dua tahun pertama, dia tidak akan bisa mendorong perundingan Palestina Israel, dan ini mungkin bad news bagi Palestina. Tapi good news-nya, presiden Biden nanti akan beda dari presiden Trump dalam arti dia tidak akan mau menuruti Israel,” ulas Dino Djalal.

Pengamat lain, Dr. Muhamad Ali, dosen dan juga ketua program Middle East and Islamic Studies pada University of California Riverside berharap solusi dua negara bagi hubungan Israel dan Palestina akan terwujud. Sedangkan untuk Indonesia, ia optimistis akan dicapai hubungan dan kerjasama dalam banyak bidang, termasuk pendidikan.

Pada masa pemerintahan Biden-Harris, menurut Muhamad Ali, kemungkinan akan ada lagi utusan khusus untuk negara-negara Islam. Sedangkan khusus untuk Indonesia, Ali memperkirakan, “Saya kira akan melanjutkan US Indonesia Strategic Partnership dalam bidang militer, sains dan teknologi, kemudian juga isu perubahan iklim, itu juga akan dilanjutkan kembali, kemudian juga mungkin pembangunan infrastruktur ya, ikut membantu jaringan internet komunikasi teknologi dan lain-lain. Kemudian interfaith building mungkin, kerjasama dialog antar agama di Indonesia juga mungkin akan semakin didorong mungkin dengan technical assistance atau mungkin dengan dana dan lain-lain.”

Ali juga memperkirakan, dalam pemerintahan Biden Harris kelak akan terjadi peningkatan dalam kerjasama bidang pendidikan. Dan itu, menurutnya, adalah kemitraan yang paling strategis.