BIG: Kebijakan Satu Peta Geospasial adalah Silence Revolution

MUS • Friday, 27 Nov 2020 - 20:03 WIB

Jakarta - Badan Informasi Geospasial tahun ini kembali memberikan penghargaan kepada para penggiat inovasi bidang Informasi Geospasial, melalui Bhumandala Award 2020. Pemberian penghargaan ini juga bertepatan dengan Peringatan Hari Informasi Geospasial ke-51. 

“Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi kepada pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian/Lembaga yang berhasil membangun simpul jaringan, dan mengoperasionalkannya untuk mendukung kegiatan di pemerintahan daerah maupun kementerian lembaganya,” kata Ketua dewan juri Bhumandala Award 2020, Heri Sutanta, dalam diskusi “Menuju Informasi Geospasial Mutakhir dan Terpercaya,” yang digelar MNC Trijaya di Hotel Mercure, Cikini Jakarta, Jumat (27/11/2020)

Menurut Heri, di ajang ini pihaknya juga memberikan penghargaan geoportal terbaik serta simpul jaringan terbaik, atas keberhasilannya memanfaatkan data yang dikumpulkan. “Tidak hanya disajikan di portal, tapi juga dimanfaatkan oleh Organisasi Perangkat Daerah, maupun direktorat di Kementerian/Lembaga,” tambah Heri.

Penilaian kinerja simpul jaringan dilakukan dengan melihat pembangunan lima elemen Infrastruktur Informasi Geospasial, yaitu Kebijakan, Kelembagaan, Teknologi, Standar dan Sumberdaya Manusia.

Di kesempatan yang sama, Kepala Pusat Standarisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Sumaryono mengatakan, kebijakan Satu Peta Nasional atau One Map Policy dalam hal informasi geospasial, sudah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ia mengistilahkannya sebagai silence revolution.

“Jadi kebijakan satu peta ini silence revolution. Tidak ada gembar-gembor, pelan tapi pasti sekarang hampir semua Kabupaten/Kota, Kecamatan sudah mengenal geospasial,” kata Sumaryono. 

Tapi ia mengakui masih butuh kerja keras untuk memperkenalkan BIG secara lebih luas kepada masyarakat. 

“Perlu habis-habisan untuk memperkenalkan Badan Informasi Geospasial ke masyarakat. Karena sayang kalau masyarakat sampai tidak tahu. Makanya kita terbantu sekali dengan acara (diskusi Trijaya) ini. Kita gunakan semua saluran, termasuk melalui laman tanahair.indonesia.go.id,” tegas Sumaryono. (Mus)