Dokter Reisa Ajak Masyarakat Mulai Kenali Vaksin Covid-19

ANP • Friday, 27 Nov 2020 - 22:26 WIB

JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mempersiapkan program vaksinasi Covid-19 dengan matang. Vaksin Covid-19 saat ini masih dalam tahap uji klinis fase 3. Dan Presiden Joko Widodo pun memastikan persiapannya berjalan dengan baik, seperti meninjau langsung pelaksanaan uji coba vaksin Covid-19 yang melibatkan 1.620 relawan pada Agustus lalu di Bandung, Jawa Barat. Termasuk peninjauan langsung simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, pada 18 November 2020. 

Untuk itu, agar masyarakat lebih memahami manfaat vaksin, Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dekat tentang vaksin dan cara kerjanya melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (27/11/2020). 

"Vaksin ini adalah sebagai upaya pencegahan. Jadi, diberikan saat kita sehat. Berbeda dengan obat yan diberikan setelah kita sakit. Jadi, mari kita dukung terus. Tak kenal maka tak kebal, ini bukan sekedar jargon," ajak Reisa mengawali tayangan video tersebut. 

Dalam catatan sejarah imunisasi di Indonesia, dimulai dengan imunisasi cacar (1956), imunisasi BCG untuk tuberculosis (1973);  imunisasi tetanus toxoid pada ibu hamil (1974); imunisasi difteri, pertusis, tetanus (DPT) pada bayi (1976); polio (1981); campak (1982); hepatitis B (1997); inisiasi  imunisasi Haemophilus Influenza tipe B dalam bentuk vaksin pentavalen.

Untuk vaksin HPV guna mencegah kanker serviks mulai didemonstrasikan programnya di tahun 2016 untuk remaja putri di sejumlah provinsi. Sementara imunisasi untuk Rubella pada tahun 2017 masuk ke dalam program imunisasi nasional.

Vaksin, kata Reisa, sebenarnya sudah diberikan kepada masyarakat sejak masih usia dini, melalui imunisasi. Pengertian imunisasi sendiri, adalah proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara vaksinasi. Pengertian vaksinasi sendiri, adalah proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan, maupun diteteskan ke dalam mulut. 

"Vaksin menciptakan kekebalan tubuh kita secara spesifik atau khusus, untuk dapat melawan penyakit tertentu" katanya. 

Tubuh seorang manusia, dilanjutkan, memang memiliki sistem imun yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan virus atau bakteri. Tetapi sistem imun membutuhkan pengenalan terhadap jenis-jenis kuman yang bisa menyebabkan penyakit. Sehingga, apabila di kemudian hari virus atau bakteri itu masuk ke dalam tubuh, maka tubuh seseorang itu sudah siap untuk melawan. Dan akhirnya dapat mencegah timbulnya penyakit tersebut. 

Tujuan utamanya, vaksin berfungsi untuk membuat badan seseorang mengenali penyaki tertentu. Lalu menjadi kebal terhadap penyakit tersebut. "Jadi, saat vaksin masuk ke tubuh kita, prinsipnya pun sama. Tubuh kita langsung mendeteksinya sebagai sebuah ancaman infeksi. Maka tubuh kita akan membentuk sistem untuk membuat kekebalan tubuh atau antibodi, yang diperlukan untuk melawan penyakit tersebut," lanjut Reisa. 

Setelah divaksin, tubuh seseorang akan mengingat apa yang harus diwaspadai. Sehingga jika ada virus, bakteri atau kuman penyebab penyakit yang masuk, dapat dilawan. 

Saat ini masyarakat sedang menunggu hadirnya vaksin Covid-19. Karena vaksin Covid-19 dapat dioptimalkan untuk mencegah virus Covid-19. "Tetapi ingat ya, vaksin bukan solusi total untuk menghilangkan virus tersebut. Datangnya vaksin Covid-19 bukan berarti pandemi langsung berakhir," katanya. 

Masyarakat pun diminta tetap menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Meskipun kelak vaksin Covid-19 sudah dapat dijangkau dengan mudah. "Tetap lindungi diri dan lindungi orang lain. Jalankan pola hidup sehat, makan makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan terakhir, lengkapi dengan turut mensukseskan program vaksinasi," ujarnya. (ANP)