Menteri Nadiem Resmi Tutup Kegiatan WINNER 2020

ANP • Saturday, 28 Nov 2020 - 17:44 WIB

JAKARTA — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menutup kegiatan Week of Indonesia Netherlands Education and Research (WINNER Conference 2020) di hari ketiga, Kamis (26/11/2020).

Kegiatan WINNER 2020 yang diadakan secara daring ini hasil kolaborasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Dewan Riset Belanda (NWO), Nuffic Neso Indonesia, dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta.

Dalam pemaparannya, Mas Menteri menyampaikan kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan adalah kerjasama yang berkualitas namun tidak hanya sekadar penandatangan MoU. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kolaborasi ini. Terutama dari segi skema untuk kedua belah dan semua pihak yang ada harus terlibat dalam kolaborasi ini.

“Salah satu agenda yang bisa dilaksanakan adalah matchmaking. Dalam situasi pandemi ini kolaborasi sektor publik dan swasta masih terus dapat dijalankan. Tidak dipungkiri Indonesia menghadapi masalah yang kompleks dalam pendidikan di masa pandemik ini,” tuturnya.

Menteri Nadiem menegaskan, tidak hanya Indonesia saja namun seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Dalam situasi pandemik ini semua masyarakat bersama – sama untuk belajar dari awal terutama dalam hal teknologi.

“Hal ini tidaklah mudah, tapi ini menjadi momentum yang baik untuk mempelajari dan beradaptasi dengan hal yang baru daripada tidak melakukannya sama sekali. Perusahaan teknologi tentunya menjadi contoh konkrit kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan,” katanya.

Nadiem Anwar Makarim juga menyatakan peranan guru sangat penting dan tidak bisa menggantikan pembelajaran tatap muka. Hybrid learing tetap ada dan selalu dapat membantu. Peranan teknologi akan menjadi agenda utama untuk mencari solusi bagaimana teknologi dapat membantu proses pembelajaran tatap muka dan bisa berlangsung di seluruh tingkatan masyarakat.

WINNER 2020 di hari ketiga itu menghadirkan panelis Pieter Duisenberg (President of the Association of Universities in the Netherlands/VSNU), Anka Mulder (President of Saxion University of Applied Science), Karamita Darusman (Brand manager Unilever), Prof. dr. Martin Paul (President of Maastricht University), dan Prof Reini Wirahadikusumah (Rektor Institut Teknologi Bandung).

Adapun diskusi seputar kolaborasi sector publik dan swasta dalam pendidikan, itu dimoderatori oleh Andini Effendi, B.A., M.S. (Indonesian Journalist and News Anchor), Prof. Dr. Dirk Jan Koch (Chief Science Officer of the Dutch Ministry of Foreign Affairs, Special Professor of International Trade & Development Cooperation at Radboud University).

Dalam pemaparannya, Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah menyatakan pengajaran, penelitian dan layanan komunitas harus bersinergi secara erat dengan kementerian pendidikan. Kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas serta mempunyai keuntungan bagi kedua belah pihak.

Sementara itu, President of the Association of Universities in the Netherlands/VSNU Pieter Duisenberg menyampaikan pandangannya bahwa peranan Holland Alumni Network memiliki peranan penting dalam kolaborasi sektor publik dan swasta.

“Para Holland alumni melihat kolaborasi ini dari dua perspektif yaitu perspektif yang berperan di perusahaan atau organisasi di mana mereka mempunyai lapangan pekerjaan dan di sisi lain para Holland alumni mempunyai perspektif di mata universitas di mana mereka menuntut ilmu di perguruan tinggi,” ujarnya.

Sedangkan President of Saxion University of Applied Science Anka Mulder menyatakan pandangan yang sama terhadap Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengenai agenda matchmaking dalam kolaborasi sector publik dan swasta dalam pendidikan.

Anka berpendapat peranan Nuffic Neso Indonesia adalah contoh matchmaking platform yang membantu proses perkenalan dan kerjasama antara organisasi, institusi, dan pelajar Indonesia dengan organisasi, institusi, dan pemerintah Belanda.

Karamita Darusman (Brand Manager Unilever) yang juga salah satu Holland alumni dari The Hague University of Applied Sciences menyatakan mempunyai kemampuan bekerja di lintas fungsi adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh pekerja. Unilever sebagai produsen consumer goods mempunyai kegiatan Young Leaders Exchange Programme untuk memfasilitasi para pekerja agar mempunyai kemampuan untuk bekerja di lintas fungsi.

President of Maastricht University Prof. dr. Martin Paul menyatakan akademis berperan sebagai global citizenship education yang bertujuan untuk memberdayakan peserta didik agar mengambil peran aktif untuk menghadapi dan menyelesaikan tantangan global.

“Global citizenship education membantu kaum muda untuk mengembangkan kompetensi inti yang memungkinkan mereka terlibat secara aktif tidak hanya di negara asal mereka tinggal, tapi juga untuk dunia, dan membantu menjadikannya tempat yang lebih adil dan berkelanjutan,” katanya.

Dan, itu menurutnya, adalah bentuk pembelajaran sebagai masyarakat yang melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proyek-proyek yang menangani masalah global yang bersifat sosial, politik, ekonomi, atau lingkungan.

Pada penutupan WINNER 2020, ditekankan kolaborasi sektor publik dan swasta dalam pendidikan adalah hubungan kontrak jangka panjang antara pemerintah dan penyedia swasta untuk semua atau sebagian dari penyediaan infrastruktur dan layanan pendidikan.

Kolaborasi ini digunakan untuk menyediakan struktur pembingkaian yang akan digunakan untuk menyatukan sektor publik dan swasta guna melengkapi kekuatan satu sama lain dalam pembiayaan dan penyediaan layanan pendidikan.

Disampaikan kolaborasi sektor publik dan swasta dapat membantu memperluas jangkauan dan efektivitas dana pemerintah, mendorong inovasi dalam pendidikan, meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan kapasitas infrastruktur pendidikan fisik. Selain itu, dengan konteks kebijakan publik yang tepat, dapat memperluas akses ke layanan pendidikan dan kesetaraan layanan yang diterima di seluruh populasi.

Hal–hal tersebut memungkinkan pemerintah untuk mempertahankan kendali strategis, keuangan dan peraturan atas pendidikan publik, yang memungkinkan mereka mundur dari penyampaian dan pengelolaan infrastruktur dan atau layanan sehari-hari dalam situasi di mana sumber daya mereka terbatas. (ANP)