Geliatkan UMKM Indonesia, Perempuan Jadi Pahlawan Ekonomi Keluarga

ANP • Tuesday, 1 Dec 2020 - 22:22 WIB

Jakarta - Pemberdayaan perempuan dapat memberikan sumbangsih dalam peningkatan pendapatan suatu bangsa, sehingga memengaruhi kemajuan negara. Selain berperan dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia, selama pandemi Covid-19, kaum perempuan menjadi pahlawan ekonomi bagi keluarga. Peran dan keterlibatan perempuan dalam fungsi ekonomi keluarga akan berdampak pada kesejahteraan dan pemenuhan kesehatan keluarga.

“Dalam kehidupan bermasyarakat, sosok perempuan yang mandiri secara ekonomi dapat menjadi pahlawan ekonomi keluarga melalui usaha yang digelutinya, apalagi dalam masa-masa sulit ini. Para perempuan yang mandiri secara ekonomi berperan dalam melaksanakan fungsi ekonomi keluarga, sehingga keluarga pun menjadi lebih harmonis, setara dan sejahtera. Jika perempuan bisa berdaya, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara yang semakin maju. Perempuan berdaya, Indonesia maju,” tutur Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga pada webinar yang bertajuk Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera dalam rangka menyambut Peringatan Hari Ibu (PHI) 2020 (25/11). Webinar ini diselenggarakan atas kerja sama Kemen PPPA dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Kiprah perempuan dalam menjaga stabilitas ekonomi bangsa memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Berdasarkan Data Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar di Indonesia tahun 2014-2018, dari total usaha yang berjumlah 64 juta unit usaha, 99,99 persen usaha di Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dimana berdasarkan survei dari Bank Dunia pada 2016 bahwa lebih dari 50 persen usaha kecil dimiliki oleh perempuan.

Oleh karenanya, Kemen PPPA terus berusaha untuk membangun sinergi, khususnya dengan organisasi-organisasi yang membawahi para perempuan pengusaha dan meningkatkan kapasitas perempuan-perempuan Indonesia dalam berwirausaha. Hal tersebut dilakukan melalui pengembangan model industri rumahan dan peningkatan kapasitas bagi perempuan pelaku usaha. Menteri Bintang juga mengajak kita semua untuk bersama-sama membangun suatu sistem yang ramah bagi perempuan.

Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi mengatakan bahwa hingga saat ini sudah ada sekitar 7,5 juta perempuan pra sejahtera yang telah dan sedang mendapatkan pendampingan dari PT PNM dengan didukung oleh Kemen PPPA. Bahkan, selama pandemi Covid-19 sebagian besar perempuan pra sejahtera yang mendapatkan dampingan tersebut menjadi tulang punggung keluarga. Dengan adanya program dampingan tersebut, mereka bisa mengaktualisasikan kemampuan produktifnya, dan akhirnya mampu berkontribusi dalam menyejahterakan keluarga. 

Banyak dampak positif dari partisipasi perempuan dalam Industri Kecil dan Menengah. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mengatakan selain dapat mengembangkan industri di daerah dan membuka lapangan kerja bagi perempuan, partisipasi perempuan dalam Industri Kecil dan Menengah dapat meningkatkan sumber pendapatan, taraf hidup, kesejahteraan keluarga serta masyarakat, dan kemajuan daerah. Dalam kesempatan ini, Gati juga memberikan beberapa tips bagi perempuan pengusaha dalam menghadapi era tatanan hidup baru.

“Pertama, perempuan pengusaha harus bertahan dalam bisnisnya. Kedua, tidak beranggapan bahwa kondisi akan kembali seperti sedia kala, maksudnya agar kita harus tetap berjuang dengan cara kita sekarang untuk bertahan. Ketiga, memiliki kemampuan adaptasi bisnis dengan kondisi saat ini dengan cara terus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan bisnisnya. Keempat, mengacu pada perubahan model bisnis perusahaan besar. Terkait strategis bisnis sebaiknya dilakukan optimalisasi produk atau layanan yang sudah ada, perluasan cakupan bisnis, serta pengembangan atau terobosan baru produk atau jasa,” ungkap Gati.

Sementara itu, dari sisi ketahanan ekonomi keluarga, Komisaris Independen PT PNM, Veronica Colondam mengungkapkan bahwa kesejahteraan keluarga akan lebih terlindungi ketika Ibu terlibat dalam pendapatan keluarga dan turut dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. 

“Ketika ada masalah keuangan dalam keluarga, perempuan atau Ibu bisa langsung berupaya untuk mengurangi pengeluaran keluarga. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perempuan bekerja biasanya akan menyisihkan 90 persen penghasilannya untuk keluarga. Hal ini juga akan berdampak besar pada pemenuhan kesehatan keluarga. Lebih jauh lagi, pengusaha mikro perempuan juga berpeluang untuk membuka jutaan lapangan pekerjaan di sektor informal,” ujar Veronica. (ANP)