Menristek/Kepala BRIN Apresiasi dan Sarankan LIPI Untuk Jadi Alternatif Pusat Penanganan Stunting di Indonesia

ANP • Saturday, 19 Dec 2020 - 22:35 WIB

Yogyakarta – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional dalam safari kerjanya di DI Yogyakarta melakukan kunjungan kerja ke Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) LIPI yang berada di Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (19/12).  Kunjungan kerja ini dalam rangka meninjau fasilitas riset BPTBA-LIPI sebagai salah satu Pusat Unggulan Iptek (PUI) dan juga sebagai Koordinator Produk Prioritas Nasional (PRN)) terkait pengolahan bahan pangan.

BPTA-LIPI tidak hanya sebagai Pusat Unggulan IPTEK yang produknya menjadi rujukan nasional, namun juga ditunjuk sebagai Koordinator Prioritas Riset Nasional dalam pengolahan bahan pangan dengan harapan BPTBA-LIPI mampu mewujudkan misi besar dalam pengolahan bahan pangan.

“Kami menyampaikan apresiasi bahwa BPTBA-LIPI sudah melahirkan berbagai karya yang patut dijadikan referensi nasional, karena itu tidak hanya sebagai Pusat Unggulan IPTEK tetapi juga BPTBA-LIPI terpilih sebagai kordinator penelitian untuk PRN terkait pengolahan makanan. Terkait produk utama dari BPTBA ada 3 misi yang kami harapkan, pertama balai ini harus selalu berupaya mencari solusi untuk penanganan stunting, ini merupakan masalah yang mendesak di Indonesia. Kedua yaitu sentuhan teknologi produksi bagi UMKM agar lebih berdaya saing, dan yang ketiga adalah mengembangkan deteksi halal pada makanan dengan metode yang mudah, murah, cepat tetapi akurat serta yang tidak kalah penting adalah mengembangkan konsep makanan halal di Indonesia,” ujar Menteri Bambang

BPTBA berupaya terus melakukan penelitian dan pengembangan menggunakan teknologi yang ada saat ini dalam menggali potensi bahan alam agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan maupun pakan. Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi/Sekretaris Utama BRIN, Mego Pinandito yang juga hadir di BPTBA-LIPI selaku Deputi Bidang Jasa Ilmiah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

“BPTBA ini adalah salah satu dari hampir 40 unit kerja khususnya bidang penelitian di LIPI yang secara khusus menangani masalah pangan. Mencoba meneliti dan mengembangkan dengan mengaplikasikan teknologi yang ada saat ini agar bahan-bahan yang ada di alam bisa dimanfaatkan sebagai pangan maupun pakan. Salah satu yang menjadi target renovasi laboratorium kami itu adalah untuk mengembangkan suatu pusat penelitian dan pengembangan yang terkait dengan pengolahan bahan pangan. Kedepan, selain infrastruktur laboratorium yang terus dikembangkan juga kompetensi peneliti yang bekerja, tidak saja untuk LIPI melainkan juga untuk masyarakat,” ungkap Mego.

Hadir dalam kesempatan ini Plt. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti, Staf Khusus Menristek/Kepala BRIN bidang Komunikasi Danang Rizki Ginanjar, Kepala BPTBA-LIPI Satriyo Krido Wahono, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Gunung Kidul Drajat Ruswandono.

Mobile Rig Mounted sebagai Teknologi Tepat Guna dalam Pengelolaan Sumur Tua

Dihari yang sama Menristek/Kepala BRIN melanjutkan kunjungan kerja ke Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPN-VY) dalam rangka meninjau inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa Mobile Rig Mounted yang diinisiasi oleh para peneliti UPN-VY untuk pengelolaan sumur tua.

Dalam konteks teknologi tepat guna, Menristek/Kepala BRIN mendukung UPN-VY dalam upaya pengelolaan sumur minyak tua. UPN-VY diminta fokus dalam pengelolaan sumur minyak tua mengingat saat ini ada sekitar 13.000 sumur minyak tua yang masih memiliki potensi cukup besar.

“Kami dari Kemenristek/BRIN sangat setuju kalau UPN-VY fokus di sumur minyak tua, karena pengelolaan sumur minyak tua ini termasuk ke dalam kategori teknologi tepat guna terlebih sebaran sumur minyak tua di Indonesia ada sekitar 13.000 sumur. Potensi dari sumur minyak tua ini masih banyak dan saya setuju jika UPN-VY menjalin kerja sama dengan daerah. Intinya kami sangat mendukung UPN dalam pengelolaan sumur minyak tua sebagai konteks teknologi tepat guna,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.

Mobile Rig Mounted merupakan inovasi teknologi tepat guna dan berperan dalam pengelolaan sumur tua. Teknologi tepat guna ini berupa truk yang dimodifikasi dengan alat pengeboran sehingga dapat dimobilisasi ke lokasi sumur minyak. Alat ini telah diuji coba dibeberapa daerah seperti Cepu, Bojonegoro, Kendal, Pulau Seram, dan Grobokan.

Terdapat ekitar 13.000 sumur minyak tua tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan sebagian sumur masih dikelola secara sederhana. Pengelolaan sumur minyak tua ini dapat menghasilkan sekitar 400- 500 barel/hari, hal ini turut berkonstribusi dalam penyediaan kebutuhan minyak dan gas dalam negeri. 

Menteri Bambang berharap jika suatu saat menjadi PTN-BLU, UPN-VY perlu membentuk operator serta menjalin kerja sama dengan daerah setempat dalam pengelolaan sumur minyak tua. Tak lupa Menteri Bambang berspesan agar UPN-VY melibatkan koperasi dalam mengelola hasil dari sumur minyak tua tersebut.

“Suatu saat jika menjadi PTN-BLU, UPN-VY akan lebih fleksibel dalam melakukan kegiatan komersial dari hasil penelitian. Buatkan unit yang berfungsi sebagai operator dari sumur minyak tua dan bekerja sama dengan Daerah, BUMD, atau BUMDES. Selain itu juga apa yang dikerjakan UPN-VY dalam pengelolaan sumur minyak tua ini jangan hanya diketahui oleh Kementerian ESDM saja tetapi mulailah melibatkan koperasi dalam hail ini Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,” harap Menteri Bambang.

Turut hadir dalam rangkaian kunjungan kerja ini Plt. Sekretaris Kemenristek/Sekretaris Utama BRIN Mego Pinandito, Plt. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti, Staf Khusus Menristek/Kepala BRIN bidang Komunikasi Danang Rizki Ginanjar, Staf Khusus Menristek/Kepala BRIN bidang Pendanaan dan Investasi Ekoputro Adiyajanto, dan Rektor UPN-VY Mohamad Irhas Effendi. (ANP)