Atasi Kelangkaan Tahu Tempe, Pemprov DKI Ganti Kedelai Impor dengan Lokal

FAZ • Tuesday, 5 Jan 2021 - 09:46 WIB

Jakarta - Pemerintah DKI langsung mengambil langkah terkait permasalahan kelangkaan tahu tempe di pasar-pasar Jakarta akibat tingginya harga kedelai impor.

Pelaksana Tugas ( Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Pertanian (KPKP) DKI, Suharini Eliawati mengatakan, untuk mengatasi kelangkaan tahu tempe pemerintah akan mengganti sementara kedelai impor dengan kedelai lokal.

Meskipun, kata Suharini, pemerintah DKI hanya memenuhi kedelai lokal sebagai bahan baku tempe tahu sebesar 30 persen.

"Pemerintah akan menonjolkan kedelai lokal yang saat ini baru mencukupi 30 persen kebutuhan kedelai dalam antisipasi kebutuhan kedelai import," jelas Suharini di Jakarta, Selasa (5/1).

Suharini menuturkan, kelangkaan tahu tempe di Jakarta karena mahalnya harga kedelai yang membuat para pengrajin bahan lauk itu memutuskan untuk mogok produksi.

"Harga bahan baku tahu tempe yaitu kedelai import dari Rp7.000 menjadi Rp9.200-9500 telah berdampak terhadap produksi tahu tempe saat ini," ujar dia.

Lebih lanjut Suharini menyampaikan, naiknya harga kedelai disebabkan akibat Tiongkok meningkatkan kuota impor kedelai sebesar 60 persen.

"Penghentian produksi tersebut unk memberikan pemahaman pada publik bahwa terjadi kenailan harga bahan baku kedelai," ungkapnya.

Suharini mengatakan, kelangkaan tahu tempe di pasaran tak terjadi dalam waktu lama. Memang kata dia, 1 hingga 3 Januari tahu dan tempe mengalami kelangkaan. Tapi Senin kemarin sudah mulai beredar lagi dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya.

"Pada tanggal 4 Januari 2021 DKPKP juga melakukan pemantauan tahu tempe di pasar tradisional, dan tahu tempe sudah ada dipasar dengan penyesuaian harga. Kenaikan harga tahu tempe sekitar Rp2.000," tutupnya.