Inilah Penanganan Gelandangan dan Pemulung di Balai Kemensos

ANP • Tuesday, 5 Jan 2021 - 21:55 WIB

BEKASI  – Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta penanganan bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) tak hanya atas dasar belas kasihan, melainkan mendorong kemandirian untuk jangka panjang.

Sejak hari pertama bertugas sebagai Menteri Sosial, Tri Rismaharini langsung ‘tancap’ gas dengan menyapa PPKS di bilangan Kantor Kementerian Sosial RI di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. 

Dengan sigap Mensos berjalan kaki dan menyusuri lorong-lorong dan gang sempit dan kolong jembatan untuk menyapa PPKS, seperti pemulung, penjual tisu dan masker, gelandangan dan pengemis, serta anak-anak penyandang disabilitas. 

Kali ini, dua orang PPKS telah dirujuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) “Pangudi Luhur” Bekasi. Di sini, mereka mendapatkan berbagai penanganan, termasuk mendapatkan peningkatan dan penguatan keterampilan serta motivasi agar mereka bisa meningkatkan kesejahteraan di masa depan. 

Pagi tadi (05/02), Mensos menemui Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Yang pertama ibu Asmani, seorang penjual jas hujan dan masker di fly over Mampang, Jakarta Selatan. Lalu, Pak Mulyana, pemulung asal Subang, Jawa Barat. Pria yang mengaku sudah tinggal di Jakarta selama 5 tahun itu, ditemui Mensos di Jalan Saharjo, Jakarta. 

Seperti biasa, dengan tutur kata halus dan diselingi Bahasa Jawa, Bu Risma meminta kesediaan mereka untuk mendapatkan pelayanan sosial. “Mari bu, ikut saya ya. Biar ibu ga kehujanan, ya. Nanti saya jemput ya,” katanya. 

Entah, kata-kata halus Bu Risma seperti seperti merasuk dalam kalbu. Baik Bu Asmani dan Pak Mulyana, atau PPKS lain yang ditemui di tempat lain, kebanyakan kooperatif.

Begitupun Bu Asmani dan Pak Mulyana, menurut dan bersedia langsung di-assessment awal di BRSEGP “Pangudi Luhur”, Bekasi, termasuk mendapatkan pengecekan kesehatan sesuai protokol Covid-19, rapid test antibodi. 

Tahap selanjutnya mereka akan mendapat penanganan sementara sebelum kembali ke tengah masyarakat dan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah.

Selama di Balai, Pak Mulyana cukup kooperatif dan menunjukkan semangat untuk belajar keterampilan yang diberikan instruktur, seperti cara-cara untuk pembuatan pupuk kompos. Juga, diarahkan untuk mengasah keterampilan yang tersedia seperti beternak ikan lele, potong rambut ataupun montir mobil. 

Sedangkan, untuk Ibu Asmani masih perlu motivasi dan adaptasi untuk tinggal dan belajar keterampilan di balai. Di balai ia bisa belajar untuk membuat masker dari bahan kain yang bisa dijual dan meningkatkan pendapatan. 

Tapi itulah, tidak semua orang sama kecepatannya dalam menyesuaikan diri. Namun yang jelas, dengan berbagai layanan sosial, Kemensos hadir untuk meningkatkan dan mengambangkan keberfungsian sosial PPKS. (ANP)