Gempa Susulan di Sulbar Sedikit, BMKG Khawatir ada Potensi Energi yang Belum Dilepas

MUS • Saturday, 16 Jan 2021 - 16:19 WIB

Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengkualifikasikan gempa bumi yang terjadi di Majene Sulawesi Barat adalah jenis gempa dangkal atau Shallow Crustal Earthquake.

Pada diskusi Polemik Trijaya Sabtu, (16/01/2021), Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Dr. Daryono mengungkapkan, gempa dangkal di Majene terjadi akibat aktivitas sesar aktif.

Ia menjelaskan ada dua sesar aktif, baik di darat maupun di lautan. Yakni sesar aktif Majene Mamuju, dan sesar aktif lepas pantai di selat Makassar. Keduanya sangat aktif dan sudah banyak menimbulkan gempa maupun tsunami.

Dari tipenya, gempa Majene dikategorikan sebagai gempa Foreshock, yang bermula dengan gempa pembuka, kemudian ada gempa Mainshock atau gempa yang cukup besar guncangannya, lalu setelah itu ada gempa susulan lainnya.

Namun untuk gempa Majene ini, BMKG memiliki kekhawatiran yang lebih, mengingat sejak gempa magnitudo 6,2 hingga saat ini hanya tercatat 32 gempa susulan saja. 

Ini bisa jadi pertanda baik, atau malah  pertanda buruk adanya bencana besar dikemudian hari. 

"Curiga, apakah ini memang pertanda baik kemudian akan stabil, atau ini sebuah pertanda masih ada energi potensial yang belum dilepas, sehingga menunggu waktu. inilah sulitnya mengkaji gempa," ungkap Dr. Daryono. 

"Jadi perilaku gempa itu sangat sulit untuk diprediksi. Ketidakpastiannya tinggi," sambungnya. 

Karena ketidakpastian yang tinggi dari perilaku gempa, BMKG mengharapkan tindakan yang bijak dan tanggap dari masyarakat. 

"Jadi ketika berada di pantai dan merasa guncangannya kuat, anggap itu sebagai gempa berpotensi tsunami. Itu jaminan selamat daripada menunggu dari BMKG" kata Daryono. (Han)