Gunung Merapi Sudah Alami Erupsi Efusi

MUS • Tuesday, 19 Jan 2021 - 19:22 WIB

 

Sleman - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida didampingi Plt. Kepala BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto memaparkan perkembangan terkini kondisi Gunung Merapi  dalam rakord dengan Panewu, Lurah area terdampak, PMI, Tagana Sleman, serta relawan yang dilanjutkan dengan jumpa pers l di Pendopo Parasamya, pada Selasa, (19/1).

Hanik menjelaskan, gunung Merapi sudah bererupsi sejak 4 Januari 2021. Aktivitas erupsi tersebut berupa guguran lava pijar dan awan panas terpanjang terjadi pagi hari Selasa, 19 Januari 2021 sejauh maksimal 1800 m yang disebut dengan erupsi efusi. 

“Sampai dengan saat ini terjadi 10 kali awan panas yaitu pada tanggal 7 (4 kali) , 9, 13, 16 (2 kali), 18, dan 19 Januari 2021, dominasi luncuran sekitar 500m. Bahwa potensi dan daerah bahaya erupsi Gunung Merapi sudah berubah mengingat erupsi yang cenderung bersifat efusif serta memperhatikan arah erupsi yang mengarah ke barat. 

Per 15 Januari 2020, distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif 40% dan esplosif 21%, sehingga potensi erupsi eksplosif dan kubah-dalam menurun signifikan,” ungkap Hanik.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. 

Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 km dari puncak. Jarak awan panas maksimal 1,8 km, Masih cukup jauh dari pemukiman yang berjarak 6,5 km.

Kepala BPBD Sleman Joko Supriyanto mengatakan walaupun merapi sudah di fase erupsi efusi tetapi Pemkab Sleman belum memperbolehkan para pengungsi lereng merapi untuk pulang ke rumahnya masing-masing, mengingat Pemkab Sleman masih memberlakukan PTKM (Pengetatan Terbatas Kegiatan Masyarakat) sejak 11 hingga 25 Januari 2021. (Ron)