Kawasan Bungkutoko dan Petoaha Bisa jadi Replikasi Penataan Kawasan Kumuh

MUS • Wednesday, 20 Jan 2021 - 18:43 WIB

 


Kendari - Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang ada di Kawasan Bungkutoko dan Petoaha, secara resmi pengelolaan asestnya diserahkan kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada Pemerintah Kota Kendari, Rabu (20/01/2021).

Secara virtual Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR Diana Kusuma Astuti mengatakan, Bungkutoko dan Petoaha bisa menjadi contoh penanganan kawasan kumuh di Kota Kendari dan bisa direplikasi ke daerah lain. 

"Ini bisa menjadi contoh apabila ada kawasan-kawasan yang masih dirasakan kumuh yang perlu diatur atau ditata mungkin ini kita bisa lakukan replikasi dari contoh yang sudah kita lakukan di kelurahan Bungkutoko dan Petoaha dan mudah-mudahan ini bisa diinisiasi sendiri oleh Kota Kendari, dengan penataan ini kawasan Bungkutoko dan Petoaha bisa lebih baik," ungkap Diana.

Walikota Kendari H.Sulkarnain Kadir mengucapkan terimakasih pada kementerian PUPR yang telah membangun sejumlah sarana dan prasarana di wilayah Kota Kendari. 

"Kawasan yang dulunya kita kenal kurang diminati masyarakat karena dikenal sebagai kawasan kumuhkumuh,  Alhamdulillah dalam beberapa saat bisa dirubah menjadi kawasan yang sangat menarik, yang sangat membanggakan masyarakat Kota Kendari, dan sebagai komitmen pemerintah kota Kendari akan menjaga dan menjadikan kawasan wisata bagi tamu yang datang ke Kota Kendari," ungkap Walikota

Lebih lanjut Walikota mengatakan, tahun ini Pemkot Kendari akan menata karamba warga agar bisa menjadi daya tarik tersendiri sehingga bisa memberi nilai tambah khususnya ekonomi warga serta Pemkot juga akan membenahi kawasan ini dengan melibatkan TNI untuk mengecat rumah warga sehingga menjadi kawasan warna-warni. 
Dengan program penangan kawasan kumuh di Kota Kendari diharapkan bisa terus berlanjut.

Sementara itu Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Sultra Mustaba mengatakan total anggaran yang digunakan untuk membangun aset PUPR di Kota Kendari sekira Rp 61 miliar. 

Pembangunan itu meliputi pembenahan kawasan Bungkutoko dan Petoaha serta penataan lingkungan kelurahan di Kelurahan Wua-wua, Kadia, Mataiwoi dan Purirano. 

"Anggaran yang kita kelola untuk menata kawasan Bungkutoko Petoaha kurang lebih Rp 40 miliar. Di Bungkutoko Rp 23 miliar, di Petoaha Rp 17 miliar," ujar Mustaba. 

Dia menambahkan pembangunan kawasan Bungkutoko dan Petoaha dilakukan sistem tahun jamak dimulai tahun 2019 namun sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. (HenQ)