Kunjungi Pengungsi, Menko PMK Minta Penanganan Perempuan dan Anak Diutamakan

ANP • Thursday, 28 Jan 2021 - 21:39 WIB

Mamuju - Gempa bumi besar dengan kekuatan magnitudo 5,9 dan magnitudo 6,2 mengguncang Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada Kamis 14 Januari, dan Jumat 15 Januari 2021 silam. Gempa berdampak serius di dua kabupaten, yakni di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berkesempatan mengunjungi wilayah tedampak bencana gempa bumi Provinsi Sulbar. 

Kunjungannya tersebut dilakukan untuk mengecek penanganan dampak bencana gempa, penanganan pengungsi di posko pengungsian, mengecek pelayanan kesehatan untuk pengungsi, dan menyalurkan bantuan pemerintah pusat.

Dalam pengecekannya di lapangan, Menko PMK menyebut penanganan bencana gempa di Kabupaten Mamuju dan Majene yang telah dilakukan oleh petugas lapangan sudah berjalan dengan baik. 

"Secara umum kesan saya penanganan bencana gempa di Majene dan Mamuju sudah sangat baik, dan penanganan di tingkat pengungsi saya kira sudah sangat bagus," ujar dia usai mengecek posko pengungsian warga terdampak gempa di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pada Kamis (28/1).

Menko PMK mengapresiasi penanganan pengungsi yang memerhatikan dengan baik kebutuhan perempuan dan anak. Seperti posko pengungsian di Kabupaten Majene, terdapat perlakuan khusus untuk pengungsi perempuan, seperti ruangan khusus untuk ibu menyusui. Ada pula ruang khusus untuk perempuan lansia. 

Menko Muhadjir menjelaskan, di suasana bencana seperti ini, perhatian dan jaminan perlindungan untuk perempuan dan anak sangat penting untuk dilakukan. 

"Kita ingin membangun paradigma baru dalam penanganan bencana yaitu perempuan san anak harus diutamakan," tuturnya.

Menurutnya, perempuan dan anak adalah pihak yang sangat rentan terhadap berbagai macam akibat dari gempa. Karena itu, berbagai kebutuhan perempuan dan anak, seperti kebutuhan sanitasi, kebutuhan sandang, kebutuhan makanan yang bergizi harus dipenuhi dengan baik.

"Kita tahu bahwa untuk perempuan itu mulai dari hamil, melahirkan, kemudian menyusui, kemudian tiap bulan juga ada masalah menstruasi. Itu harus semua tercover seluruh kebutuhannya. Gak boleh terabaikan," jelas dia.

"Kemudian berkaitan dengan anak tentu saja (di posko pengungsian) kemudian mudah terjangkit penyakit, asupan gizinya juga harus baik selama masa pengungsian," imbuh Menko PMK.

Menko PMK pun berterima kasih kepada seluruh pihak seperti BNPB, TNI dan Polri yang melakukan penanganan dengan baik pada masa tanggap bencana gempa bumi Provinsi Sulbar.

"Terima kasih juga kepada Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), masyarakat, termasuk BPMBPD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa) yang telah bekerja sama bahu membahu menangani gempa ini," ucapnya.

Kerugian Rp 233 Miliar

Gempa bumi di Sulawesi Barat berdampak cukup serius. Berdasarkan data penanganan bencana dari Pemprov Sulbar per 26 Januari, tercatat korban meninggal dunia 108 jiwa, korban hilang 3 orang, luka berat 426 orang, luka sedang dan ringan 2943 orang.

Banyak rumah warga yang rusak, infrastruktur seperti jembatan, jalan penghubung rusak parah, jaringan listrik padam. Nilai kerugian di Kab. Mamuju mencapai Rp 120 miliar dan nilai kerugian di Kab. Majene mencapai Rp 113 miliar.

Terkait kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi, Menko PMK mengatakan, pemerintah akan melakukan rehabilitas dan rekonstruksi secara bertahap pasca masa pemulihan tanggap darurat bencana saat ini.

"Nanti kita akan identifikasi infrastuktur yang rusak, kemudian perumahan penduduk yang rusak, fasilitas umum yang rusak itu akan kita identifikasi," ujarnya.

Lebih lanjut, terkait kerusakan rumah warga, Muhadjir mengatakan, rumah dengan rusak berat nantinya akan dibantu penanganannya oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR. Terkait rumah rusak berat, dia mendapatkan laporan bahwa terdapat lebih dari 1000 rumah yang mengalami rusak berat.

"Yang rusak ringan nanti kita harapkan ditangani oleh pemerintah daerah setempat, sedangkan yang rusak berat nanti akan dibantu oleh pemerintah pusat," kata dia.

Kemudian untuk warga terdampak gempa bumi yang terjebak di perbukitan, pemerintah dalam hal ini BNPB juga telah menyalurkan bantuan dengan menggunakan helikopter. Nantinya juga, terang Menko Muhadjir, untuk perempuan ibu hamil dan anak-anak akan diungsikan ke posko pengungsian pusat, agar seluruh kebutuhan hidupnya dan pelayanan kesehatannya dapat terjamin dengan baik.

"Nanti akan kita lihat kalau di sana ada ibu-ibu hamil akan kita angkut turun ke bawah sehingga nanti bisa dilayani. Termasuk anak-anak. Jadi akan kita minta untuk turun aja jangan nunggu di sana," pungkas dia.

Dalam kesempatan kunjungan kerjanya, Menko PMK secara simbolis menyerahkan bantuan pemerintah pusat berupa bantuan logistik, bantuan perlengkapan pengungsi, bantuan perlengkapan kebersihan, perlengkapan kesehatan, dan bantuan simbolis uang tunai kepada ahli waris korban meninggal dunia.

Kesempatan kunjungannya itu Menko PMK didampingi oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Gusti Ayu Bintang, Sestama BNPB Harmensyah, dan jajaran pejabat dari Kemenko PMK dan pejabat terkait. (ANP)