Pengungsi Dampak Gempa Sulbar masih Takut Kembali ke rumah

FAZ • Saturday, 30 Jan 2021 - 07:04 WIB

Mamuju - Sudah dua pekan gempa yang melanda Mamuju, Sulawesi Barat, ribuan pengungsi masih memilih untuk bertahan di pengungsian. Warga mengaku masih takut untuk kembali ke rumah, meski lokasi pengungsian dan perlengkapan tenda yang mereka tempati kurang memadai.

Rasa khawatir dan takut gempa susulan hingga merobohkan bangunan yang sudsh retak menjadi alasan para penyintas gempa Sulbar bertahan di tenda pengungsian. Di pengungsian pun mereka hidup dalam keadaan terbatas.

Kepala Desa Botteng Utara Syahril mengungkapkan sebagian besar warganya memilih menetal di tenda pengungsian. Dia menambahkan hanya sedikit warga yang sudah kembali beraktivitas secara normal seperti kembali menggarap lahan pertaniannya.

"Sudah selama dua minggu warga tinggal di pengungsian, hanya 2% warga kami yang berani kembali ke ladang, sisanya tinggal di tenda saja karena mereka masih takut," ujar Syahril di lokasi pengungsian, Jumat (29/1/2021).

Sementara itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) sendiri sebagai lembaga kemanusiaan, sejak gempa terjadi sudah melakukan respons dengan mengirimkan logistik, tim tanggap darurat, hingga pendirian posko di Mamuju dan Majene. Ikhtiar ini melibatkan puluhan relawan Masyarakat Relawan Indonesia dari berbagai kota/kabupaten di Sulawesi serta dukungan dermawan yang terus mengalir.

Hingga Senin (25/1/2021), Aksi Cepat Tanggap telah mendirikan 74 posko yang terdiri dari dua posko induk, satu posko wilayah, dua posko daerah, 21 posko unit, 2 posko Dapur Umum Terpusat, serta satu posko untuk Humanity Food Truck.

Pendirian puluhan puluhan posko kemanusiaan ini bertujuan untuk meluaskan jangkauan pendistribusian bantuan bagi warga terdampak gempa bumi.