Surabaya - Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim, Yanuar Rachmadi melaporkan kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, terkait  perkembangan terakhir bencana tanah longsor yang terjadi di Nganjuk, Minggu (14/2/2021) kemarin.

Menurut Yanuar, longsor diakibatkan hujan deras yang terjadi di hari Minggu sekitar pukul 15.00-19.00 WIB.Kondisi ini  mengakibatkan tebing longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos pada pada pukul 18.00 WIB. 

Lokasi tersebut berada di dekat retakan pada tahun sebelumnya. Kondisi ini menurut Yanuar membuat tanah menjadi labil dan rawan longsor.

“Ada 14 korban luka yang  sudah dalam penanganan Puskesmas Ngetos, dua orang hilang ditemukan selamat dengan luka-luka pada kaki. Kemudian, telah ditemukan dua korban yang hilang dalam keadaan meninggal dunia. Saat ini ada 16 korban yang hilang masih dalam proses pencarian,” ujar Pejabat yang juga menjadi Kepala Biro Umum Pemprov Jatim tersebut

Sementara lokasi pos pengungsian berada di rumah Kades Ngetos sebanyak 147 jiwa. Dibutuhkan alat berat dalam penanganan longsor. Saat ini telah diterjunkan 2 SRU Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dari Pos Trenggalek dan Kantor Surabaya. Sementara itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jatim telah mengaktifkan radio komunikasi.

“Posko penanganan tanah longsor oleh BPBD Nganjuk dan Dapur Umum oleh Dinsos Tagana. Saat ini, dilakukan persiapan untuk dilakukan pencarian korban tanah longsor oleh Tim Gabungan.

Sementara itu Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak mengingatkan akan potensi longsor susulan, mengingat masih ada bagian tebing yang tersisa sehingga bisa menimbulkan ancaman. Emil minta masyarakat, relawan dan petugas dalam melakukan pencarian tetap berhati -hati dan waspada akan ancaman longsor susulan.

"Hati-hati dan waspada pada semua petugas lapangan. Karena ancaman longsor susulan masih mungkin terjadi. Apalagi hujan masih turun dengan intensitas tinggi di wilayah Jawa Timur,"  pungkas Emil. (Her)