Evaluasi Tahap Pertama, Pakar Kesehatan Sebut Vaksinasi Belum Optimal

Mus • Wednesday, 17 Feb 2021 - 12:20 WIB

Jakarta – Vaksinasi tahap pertama sudah selesai dilakukan, tapi belum terlaksana secara menyeluruh terhadap para tenaga kesehatan. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi dari vaksinasi tahap pertama.

“Tahap pertama ini kan targetnya lebih kepada orang-orang yang paham tentang kesehatan. Dan target 1 bulan vaksinasi ini belum rampung seluruhnya, mungkin baru sekitar 70-80% cakupannya. Dan dari aspek ketersediaan vaksin juga ada beberapa daerah yang memerlukan dosis banyak karena kasus masih tinggi, dan ada daerah yang masih minim vaksin,” jelas Hermawan pada program Trijaya Hot Topic Pagi Rabu (17/2/2021).

Hermawan juga menyampaikan dalam pendataan pendistribusian vaksin di lingkup pedagang harus terorganisir dengan baik. Jangan sampai ada pedagang yang registrasinya double. Hermawan menambahkan, disamping ketersediaan vaksin, masih banyak masyarakat yang belum siap untuk divaksin. Survey pakar kesehatan mengatakan masih ada sekitar 40% yang menolak untuk divaksin karena belum siap.

Tips Vaksin ala KIPI

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Prof. Hindra Irawan Satari, meminta masyarakat yang memiliki penyakit bawaan seperti penyakit jantung, kanker, dan lainnya untuk memberitahu para nakes terlebih dahulu sebelum memulai vaksinasi. Hindra menghimbau, masyarakat mencari tahu informasi soal vaksin, agar tidak ada misinterpretasi saat disuntik.

“Sebelum divaksin ada baiknya kita sarapan dulu, tidur yang cukup, dan rileks. Jangan takut atau tegang karena akan berpengaruh saat sudah selesai divaksin, kan kadang ada tuh orang yang lagi divaksin itu teriak-teriak, ada juga beberapa masyarakat yang takut akan jarum gitu, nah kita harus tenang dan jangan terpengaruh dengan orang-orang yang sedang divaksin malah heboh gitu,” ujar Hindra. (Daf)