CISDI Seleksi Tenaga Kesehatan Perkuat Penanganan Covid-19 di Jabar

ANP • Wednesday, 24 Feb 2021 - 15:24 WIB

JAKARTA - Sejak peluncuran dan pembukaan pendaftaran program Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA), Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) sebagai mitra pelaksana Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk Program PUSPA menerima 6.909 tenaga kesehatan yang menunjukkan minat dan ketertarikan dalam memperkuat upaya penanganan Covid-19 di tingkat puskesmas. Setelah berlangsung sejak 1 Februari hingga 22 Februari 2021, proses seleksi ini berhasil menyaring 500 tenaga kesehatan dari berbagai latar belakang profesi untuk memperkuat 100 puskesmas di 12 kota/kabupaten di Jawa Barat. Tenaga kesehatan yang bergabung sebagai Tim PUSPA akan menjalani pelatihan daring selama enam hari sebelum memulai masa penugasan pada 08  Maret 2021.
 
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memperkenalkan Program PUSPA pada 1 Februari 2021 sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah deteksi dan lacak kasus di tingkat puskesmas. Dalam pidatonya, Kang Emil menyampaikan visi untuk menggeser penanganan Covid-19 dari rumah sakit ke puskesmas untuk mempercepat penurunan laju infeksi Covid-19 yang diukur dengan beberapa indikator kunci. Indikator ini meliputi peningkatan kepatuhan 3M menjadi 80 persen, target pengujian 1 per 1.000 penduduk, 80 persen kasus positif dilacak kontak eratnya dalam 72 jam, 90 persen kontak erat melakukan karantina mandiri, dan 12 kabupaten/kota penerima program memiliki rencana penguatan pelayanan kesehatan primer pada 2022. Sejalan dengan upaya tersebut, Pemprov Jabar berkomitmen untuk menempatkan tim tenaga kesehatan tambahan di puskesmas dengan kasus Covid-19 tinggi untuk mempercepat tercapainya indikator kunci tersebut.
 
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) sebagai mitra pelaksana Program PUSPA bertanggung jawab untuk pelaksanaan rekrutmen dan seleksi tenaga kesehatan. Berbekal pengalaman mengelola program Pencerah Nusantara yang menempatkan tim kesehatan di puskesmas di daerah terpencil sejak tahun 2012, CISDI menjalankan proses rekrutmen secara daring. Seleksi pendaftaran awal dilaksanakan pada situs www.pencerahnusantara.org/jabar di mana peserta akan mengisi riwayat hidup dan menjalani serangkaian tes berbasis komputer (computer-based test) yang menguji pemahaman teknis medis dan penanganan wabah. Setelah melewati seleksi tahap I, peserta akan melalui serangkaian tes lanjutan meliputi tes psikologi, leaderless group discussion dan wawancara panel.
 
Egi Abdul Wahid, Direktur Program CISDI, melaporkan bahwa animo tenaga kesehatan sangat tinggi untuk mendukung Program PUSPA.

“Sejak Gubernur Jabar mengumumkan rekrutmen, kami menerima 6.909 pendaftar dengan berbagai latar belakang profesi yang kami kerucutkan menjadi 300 orang tenaga kesehatan. Di saat yang bersamaan, kami menerima rekomendasi 200 orang tenaga kesehatan dari 100 puskesmas penempatan untuk bergabung bersama Program PUSPA agar terjadi peningkatan kapasitas dan transfer of knowledge yang berkelanjutan. Adapun komposisi profesi dari 500 tenaga kesehatan yang tergabung dalam Program PUSPA adalah ahli kesehatan masyarakat (27,2%), dokter (8,2%), perawat (22%), bidan (18%), dokter gigi (2,4%), ahli gizi (10,6%), farmasi (4,6%), epidemiologi (1,2%), analis kesehatan (0,2%), ahli kesehatan lingkungan (4%) dan promosi kesehatan (1,6%). Meskipun profesi pendaftar beragam, kami memastikan mereka juga memiliki kemampuan, kapasitas dan pengalaman yang mumpuni dalam penanganan wabah mengingat situasi darurat ini perlu direspon dengan kolaborasi interprofesi yang matang dan kemampuan teknis medis maupun penanganan wabah yang sangat baik. Pemetaan SDM ini tentu membutuhkan usaha yang menyeluruh dan intens agar komposisi tim yang ditugaskan sesuai dengan kebutuhan puskesmas penugasan yang beragam. Oleh karenanya, kami bekerja sama dengan Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, organisasi profesi dan mitra CISDI lainnya untuk memastikan tenaga kesehatan terpilih memiliki kapasitas dan kesiapan baik fisik maupun mental dalam menghadapi situasi di lapangan,” tegasnya. 
 
Sebagai upaya memperkuat kapasitas Tim PUSPA, CISDI juga menyusun rangkaian pelatihan yang meliputi pelatihan teknis medis, penanganan wabah, komunikasi serta pemberdayaan masyarakat. Pelatihan yang akan berlangsung secara daring ini turut mengundang pakar-pakar kesehatan dan non kesehatan seperti Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Provinsi Jawa Barat, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Heru Prasetyo (School of Business Management ITB) dan Risang Rimbaatmaja (Tim Komunikasi Perubahan Perilaku UNICEF).
 
Fitri Arkham Fauziah, Project Manager Program PUSPA, berharap rangkaian pelatihan yang berlangsung pada 25 Februari hingga 6 Maret ini menjadi wahana untuk memperkuat keterampilan medis dan nonmedis Tim PUSPA sebelum terjun ke lapangan.

“Kami menyusun modul pelatihan yang terdiri dari 12 materi yang di antaranya meliputi Respons COVID-19 di tingkat Puskesmas, Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM), dan komunikasi perubahan perilaku agar Tim PUSPA tidak hanya mampu memperkuat upaya medis namun juga upaya-upaya non medis seperti advokasi, pelibatan masyarakat, komunikasi risiko serta kolaborasi lintas sektor. Modul ini disusun atas diskusi bersama jajaran Pemprov Jabar, masukan pakar yang kami himpun melalui serangkaian konsultasi mandiri serta pengalaman kami mengelola program Pencerah Nusantara Covid-19 yang kami jalankan sejak Juni 2020 di 8 puskesmas di Kota Administratif Jakarta Utara dan Kota Bandung," tambahnya. (ANP)