Saat Sekolah Dibuka, Kemen PPPA Himbau Siswa Patuhi Protokol Kesehatan

ANP • Thursday, 25 Feb 2021 - 12:04 WIB

JAKARTA – Pemerintah menargetkan, sekolah akan mulai dibuka setelah vaksinasi terhadap guru dan dosen selesai dilaksanakan, pada Juni 2021 mendatang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan, pembelajaran tatap muka harus dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, selama pandemi belum terkendali.

Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Lenny N. Rosalin menghimbau, para siswa dan siswi harus siap dengan protokol kesehatan di sekolah. Lenny juga menghimbau, orang tua juga harus siap menjaga anak, dengan memberikan pengetahuan tentang protokol kesehatan. Menurutnya, prokes tersebut diantaranya dengan selalu mencuci tangan, tidak berkerumun di kantin, serta orang tua harus siap membekali anak ke sekolah dengan makanan serta masker cadangan dari rumah.

Lenny juga mengatakan, infrastruktur pendukung juga harus memadai. Seperti ada beberapa siswa atau siswi yang ke sekolah naik sepeda, angkutan umum atau jalan kaki, mereka harus dihimbau agar tidak selalu berkerumun saat menggunakan kendaraan-kendaraan menuju sekolah.

“Belakangan ini kan kasus klaster keluarga lagi marak ya, apa karena acara keluarga, atau acara ulang tahun. Jangan sampai nanti saat sekolah dibuka muncul klaster satuan pendidikan, inilah yang harus diperhatikan, oleh pemda seperti melakukan pengawasan terhadap siswa dan siswi yang bergerombol, saat berangkat dan pulang sekolah. Juga menghimbau jika ada siswa dan siswi yang bergerombol saat menunggu angkutan umum dan lainnya,” kata Lenny pada program Trijaya Hot Topic Pagi Kamis (25/2/2021).

Lenny menjelaskan, Kemen PPPA melakukan survey pada September dan Oktober tahun lalu, mengenai kondisi anak saat masa pandemi. Hasil survey menyebutkan, banyak siswa dan siswi yang mengalami depresi selama pandemi, hal ini diakibatkan siswa dan siswi harus tetap berada di rumah, tidak bertemu dengan teman-teman sekelasnya, dan tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru. Ia berharap nantinya saat sekolah sudah dibuka, akan mengurangi tingkat depresi dari para siswa dan siswi.

“Kami juga berharap anak-anak tidak ada yang bertukar masker dan tetap mematuhi protokol kesehatan di sekolah,” katanya. (DAF)