BPPT Hadirkan Inovasi Karya Anak Negeri Di Bidang Kesehatan dan Pangan

ANP • Thursday, 4 Mar 2021 - 20:20 WIB

JAKARTA - Sebagai institusi pemerintah yang fokus pada bidang kaji-terap teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus berupaya melahirkan inovasi dan teknologi yang mampu mewujudkan program prioritas pemerintah. Sampai saat ini BPPT telah banyak menghasilakan inovasi dan teknologi karya anak negeri yang diterapkan BPPT pada berbagai sektor untuk mendukung kemajuan perekonomian dan mendorong daya saing Indonesia. 

Membangun dan memperkuat ekosistem inovasi menjadi konsep dan strategi BPPT dalam melakukan inovasi teknologi, dengan semangat dan nafas "Open innovation" dari para perekayasa, peneliti dan tentu pimpinan BPPT. Tiga kelompok teknologi kesehatan yang menjadi prioritas kajian dan aktivitas inovasi yaitu Teknologi Produksi Bahan Baku Obat (BBO),  Teknologi untuk penanganan Covid-19, dan Teknologi implan gigi dan tulang.  Produk prioritas inovasi untuk BBO adalah antibiotik amoksisilin, paracetamol, insulin, vaksin dan adjuvan vaksin Human Papiloma Virus (HPV) dan sediaan Herbal. Sedangankan untuk penangan Covid-19 dikembangkan produk untuk penguatan testing seperti tes kit untuk pengukuran antibodi secara kuantitatif, rapid tes antigen, Direct Digital Radiography dan aplikasi AI untuk deteksi Covid-19 berbasis data X-Ray dan CT Scan.Ventilator ICU merupakan alat medis yang dikembangkan untuk penguatan pelayanan pasien Covid-19, selain dikembangkan juga produk-produk  suplemen kesehatan seperti herbal.imunistimulan, black garlih, beta glukan dan biskuit yang diperkaya dengan vitamnin dan mineral. 

Bidang Kesehatan

Ketika disaat pandemi Covid-19 ini mulai merebak, BPPT sebagai lembaga kaji terap, bersama lembaga litbang, perguruan tinggi, industri, asosiasi dan juga beberapa startup company, merespon cepat dengan membentuk Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan Pandemi Covid-19, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TFRIC-19 BPPT),

Deputi BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB – BPPT ) Soni Solistia Wirawan yang mengatakan bahwa TFRIC-19 BPPT ini merupakan bagian dari Konsorsium Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan Pandemi Covid-19 Kementerian Ristek/BRIN yang melalui ekosistem inovasi telah melahirkan produk inovasi alat kesehatan karya anak bangsa diantaranya inovasi produk diagnostik Non PCR yaitu inovasi Rapid Diagnostik Test untuk deteksi antibodi IgG/IgM, Recombinant Proteint N & S1, Biosensor Surface Plasmon Resonance (SPR) serta Artificial Intelligence untuk deteksi Covid-19, data Whole Genome Sequncing (WGS) merupakan profil karakteristik peta gen Covid-19 yang sangat penting untuk acuan pengembangan vaksin, diagnostik dan produk berbasis gen lainnya.

Selain itu BPPT juga mempunyai berbagai inovasi lainnya dibidang alat kesehatan lainnya seperti Mobile Lab BSL2 merupakan Inovasi TFRIC-19 yang patut menjadi kebanggaan. Lab Mobile BSL2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi Pantau Covid (PC-19) untuk memudahkan masyarakat yang akan melakukan swab test dengan melakukan registrasi on line untuk mendapatkan jadwal waktu dan urutan untuk swab test. Saat ini, Lab mobile BSL2 BPPT saat ini ditempatkan di RS TNI Ridwan Meuraksa Taman Mini,dan Pemkot Tangerang versi bus untuk mendukung pemeriksaan swab dan PCR, ujarnya.
 
Selain itu inovasi alat kesehatan lainnya yakni tiga jenis emergency ventilator yang dikembangkan bersama mitra diantaranya PT LEN, PT PT Poly Jaya dan PT Dharma Precision Tools. Emergency ventilator tersebut diantaranya berbasis ambu bag dan CAM, berbasis Ambu Bag dan Arm serta ventilator CMV berbasis Pneumatik.

Selain itu juga, BPPT sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Teknologi Material Medis melalui program Inovasi Teknologi Biocompatible Material untuk Alat Kesehatan telah berhasil melakukan pengembangan Implan Tulang Traumatik Stainless Steel 316L bersama industri mitra PT. Zenith Allmart Precisindo hingga proses komersialisasi. Saat ini, produk implan tulang traumatik Stainless Steel 316L tersebut telah ditayangkan dalam E- Katalog - LKPP dan juga telah dipakai di beberapa rumah sakit. Saat ini produk implan traumatik yang beredar di dalam negeri masih didominasi oleh produk impor yang proporsinya mencapai 94% dengan harga yang tidak murah. Kondisi ini menjadi penyumbang defisit BPJS yang semakin meningkat setiap tahun. Masalah tingginya biaya pembelian implan dan pajak import mendorong untuk pengembangan implan secara lokal.

Saat ini BPPT ditunjuk sebagai Koordinator Program Prioritas Nasional (PRN) Implan Tulang dan Koordinator PRN Implan Gigi bersama mitra seperti perguruan tinggi, Kementerian dan Lembaga, industri dan asosiasi dalam menentukan teknologi kunci dan menyepakati target-target hilirisasi produk sesuai dengan roadmap disepakati, Adapun kerekayasaan implan tulang memerlukan tahapan riset, pengembangan teknologi serta penguatan teknologi produksi sehingga industri sebagai produsen mencapai tahapan cara pembuatan alat Kesehatan yang baik serta mendapatkan izin edar sesuai peraturan Kementerian Kesehatan menuju inovasi dan komersialisasi.

Pengembangan Bahan Baku Obat (BBO) menjadi salah satu inovasi BPPT yang menjadi bagin terpenting dalam inovasi kesehatan karya anak negeri, saat ini  Indonesia memerlukan akselerasi teknologi untuk mengembangkan bahan baku obat serta memproduksi obat. Pasalnya, Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas nomor dua terbesar di dunia yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku obat dan pangan, bahan baku obat tersebut tersimpan dalam kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia yang harus ditemukan, diidentifikasi, dan diolah. Saat ini Indonesia masih mengimpor lebih dari 95 persen bahan baku obat termasuk obat generik. Padahal , Indonesia saat ini dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dapat menjadi pasar yang besar untuk kebutuhan obat.

Inovasi Bidang Pangan 
Pengembangan lainnya dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui inovasi pencegahan stunting, untuk menjamin pertumbuhan generasi penerus Indonesia dalam menyambut bonus demografi di tahun 2045.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai Lembaga kaji terap terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam mendorong tumbuhnya industri pangan nasional, terutama pengembangan industri pangan berbahan baku tanaman lokal dan pangan sehat bergizi tinggi. Berapa kegiatan nyata BPPT di bidang pangan  telah dan terus dilanjutkan adalah inovasi pangan untuk mengurangi resiko stunting seperti abon telur “Purula “ , Biskuneo, Beras Sago, Beras Singkong, dan mie sagu.

Serta meningkatkan produktifitas dan optimasi teknologi produksi di bidang pertanian, perikanan dan peternakan , melalui penggunaan agrobioteknologi, smart farming dan teknologi-teknologi terkini di bidang pertanian, agar dapat mewujudkan produk-produk hasil pertanian dalam jumlah yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan. BPPT terus meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan institusi dan stakeholder lain termasuk industri dalam rangka memperkuat eksosistem inovasi untuk mempercepat penguasaan teknologi dan proses hilirisasi dari produk inovasi yang dikembangkan.  (ANP)