PII Ajak Kolaborasi Insinyur se-Dunia Atasi Pandemi

AKM • Friday, 5 Mar 2021 - 11:46 WIB

Jakarta - Insinyur Indonesia siap  bersama-sama insinyur Dunia meningkatkan rantai nilai keinsinyuran melalui acara online memperingati Hari Teknik Sedunia untuk Pembangunan Berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik.

Acara ini digelar oleh UNESCO Jakarta sebagai Regional Science Bureau for Asia and the Pacific, bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Teknik di Asia Tenggara dan Pasifik (AEESEAP) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Dalam paparannya, Ketum PII, Heru Dewanto menawarkan  beberapa gagasan untuk dijadikan solusi.

"Pentingny penerapan gagasan penguatan rantai nilai keinsinyuran Indonesia untuk mencapai keinsinyuran global" ujar  Heru  secara daring, Jakarta, Kamis (4/3)

Heru juga menawarkan gagasan pembuatan digital platform utntuk ajang kolaborasi Insinyur sedunia.

“Perlunya  pembuatan digital platform untuk ajang kolaborasi Insinyur sedunia yang telah memenuhi standar insinyur global,” tambahnya.

Heru  menilai kolaborasi Insinyur sedunia diperlukan utk menyelesaikan masalah2 dunia (seperti pandemi) dengan lebih cepat utk mencapai SDG 2030. 

“Kolaborasi dan Coopetion atau cooperation among competitors dan bukan competition,insinyur adalah syarat nya,” pungkasnya.

Acara online memperingati Hari Tehnik Sedunia ini  mempertemukan ratusan pemangku kepentingan peserta dan diadakan dalam bahasa Inggris di platform Zoom.

Acara tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang diadakan pada 3 November 2020 untuk menjajaki kemungkinan kolaborasi antara tiga institusi untuk memperkuat nilai keinsinyuran di Asia Pasifik, dan Lokakarya AEESEAP 2020 tentang bagaimana pendidikan teknik dan pengembangan kompetensi profesional dapat lebih meningkatkan kolaborasi insinyur global untuk mendukung kemajuan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Hadir sebagai Pembicara dalam acara ini merupakan pakar internasional di bidang teknik, yang berasal dari Indonesia maupun dunia, yaitu :

1. Profesor Shahbaz Khan 

Direktur UNESCO Biro Sains Regional untuk Asia dan Pasifik dan Perwakilan untuk Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Timor-Leste.

2. Dr. Ir. Heru Dewanto, ST, M.Sc.(Eng), IPU, ASEAN Eng

President of the Institution of Engineers Indonesia (PII),Presiden AEESEAP (Asosiasi Pendidikan Teknik di Tenggara, Asia Timur dan Pasifik) 2018-2020 dan Wakil Presiden AAET (Akademi Teknik ASEAN dan Teknologi) 2016-2020, dan Anggota Dewan FEIAP.

3. Dr Marlene Kanga AM FTSE Hon.FIE (Aust) Hon. FIChemE

mantan Presiden WFEO, badan tertinggi untuk institusi teknik secara internasional mewakili sekitar 100 institusi teknik dan sekitar 30 juta insinyur.

4. Prof. Dr. Chuah Hean Teik

Presiden dari Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR) di Malaysia dari 2008-2019, Profesor Emeritus dan anggota Dewan UTAR, anggota Dewan Pembina Yayasan Pendidikan TARUC, Profesor Konsultan Universitas Politeknik Northwestern, Xian, Cina.

5. Dr Chang Liu

Profesor di Departemen Bahasa Asing Universitas Sains Huazhong dan Technology (HUST), China

6. Dr. Leni Sophia Heliani

Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Kepala Badan Akreditasi Indonesia Penjaminan Mutu Internal untuk Pendidikan Teknik (IABEE-PII).

7. Prof. Dr. -Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech., IPU

Guru Besar Teknik Pengolahan Limbah Industri di Universitas Indonesia (UI). Sejak 2018, menjabat sebagai Ketua Badan Akreditasi Indonesia Pendidikan Teknik (IABEE-PII).

8. Dr Adnan Anwar Malik

Asisten Profesor di Departemen Sipil dan Teknik Lingkungan Universitas Saitama Jepang

9. Prof. Manolo Mena

Profesor Emeritus dan Direktur Sekolah Pascasarjana Nasional Teknik Universitas Filipina, Diliman, Kota Quezon.

Pada WED 2021 ini, UNESCO, AEESEAP dan PII  juga meluncurkan buku berisikan gagasan2 tersebut, yg berjudul "enhancing engineer value chain for global collaboration".

Sebelumnya, dalam Konferensi Umum UNESCO ke-40 tahun 2019, telah mendeklarasikan tanggal 4 Maret sebagai Hari Teknik Dunia untuk Pengembangan Berkelanjutan dengan dukungan lebih dari 40 Negara Anggota dan lebih dari 80 organisasi teknik. UNESCO berupaya menyampaikan bahwa teknik adalah salah satu kunci pembangunan berkelanjutan.