Latihan dan Bertanding Secara Virtual, Banyak Atlet Mulai Jenuh Hadapi Pandemi

MUS • Tuesday, 9 Mar 2021 - 20:21 WIB

Jakarta – Pandemi covid-19 berimbas pada hampir semua sektor, termasuk olahraga. Banyak kejuaraan besar seperti ASEAN Games atau Olimpiade terancam ditunda, karena bisa menimbulkan keramaian atau kerumunan.

Lalu apa tanggapan para atlet olahraga tentang hal ini?

Mantan atlet wushu nasional, Achmad Hulaefi, berbagi cerita seputar aktivitasnya selama pandemi covid-19. “Selama pandemi, kegiatan saya sebagai PNS biasanya Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO), jadi selang-seling. Sedangkan sebagai pelatih, saya tetap melatih setiap hari dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Achmad dalam program Trijaya Hot Topic Petang Selasa (9/3/2021).

“Saya biasa menjaga stamina dengan berolahraga setiap pagi, diselingi dengan mengonsumsi makanan sehat dan -suplemen. Insya Allah sehat,” tambah Achmad.

Ia menambahkan, pembinaan atau pelatihan untuk kejuaraan di kala pandemi bisa dilakukan secara langsung maupun virtual. Namun kendalanya, jam pelatihan diperbanyak, dan atlet yang berlatih dibatasi maksimal 10 orang selama 1 jam latihan. Sehingga bisa saja menyebabkan para atlet kelelahan karena jadwal yang padat.

Pelatihan virtual selama pandemi juga dirasa kurang optimal, terutama untuk menjaga kedisiplinan atlet.

Selama pandemi, pertandingan juga berlangsung secara virtual. Tidak ada penonton yang menyemangati atlet secara langsung. Achmad mengatakan, para atlet yang biasanya gugup karena harus bertanding di hadapan banyak orang, kini justru lebih gugup karena takut gagal dalam bertanding.

“Dampak karena berkurangnya pertandingan selama pandemi terhadap atlet adalah jenuh. Jenuhnya atlet karena jarang bertanding dan harus berlatih di rumah setiap hari secara virtual, dan harus mempersiapkan tenaga mereka untuk 3 pertandingan sekaligus,” jelas Achmad mengenai keadaan atlet selama pandemi. (Daf)