FABA Tidak Berbahaya dan Bukan Limbah B3

MUS • Friday, 2 Apr 2021 - 13:49 WIB

Jakarta - Akademisi Teknik Lingkungan UI Suyud Warno Utomo mengatakan, Faba tidak termasuk kategori limbah beracun (B3).

Dari hasil penelitian secara ilmiah, tidak ada dampak negatif atau senyawa kimia yang berbahaya dari penggunaan Faba di masyarakat. Sebalikya, Faba bisa digunakan sebagai bahan baku berbagai komoditas bahan bangunan.

Pengalaman FT UI memberikan pendampingan UKMK PT Adil Makmur Sejahtera (AMS) daerah Tanjung Jati B, Jepara, Jateng bisa mengolah dan memafaatkan Faba menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi.

"Faba bisa diolah menjadi aneka bahan bangunan, dan kebutuhan lain yang bernilai ekonomi," kata dia.

Masyarakat di sekitar PLTU Tanjung Jati B di Desa Tubunan, Jepara secara ekonomis dan sosial memang perlu dibantu. Dengan mengolah Faba maka otomatis akan membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar.

"Faba diolah menjadi konblok, bahan tambahan cor semen atau bahan bangunan lainnya. Dengan begitu, Faba bukan lagi limbah dan momok yang harus ditakuti. Tapi, Faba adalah aset ekonomi bernilai ekonomi tinggi," jelas Suyud.

Pendapat yang sama disampaikan Peneliti Balai Besar Keramik, Subari. Menurutnya Faba bisa dimanfaatkan sebagai bahan keramik, beton, bahan bangunan, konblok dan lainnya.

'Selama ini, industri keramik di Indonesia sudah memanfaatkan Faba untuk berbagai produk bernilai ekonomi tinggi," kata dia.

Yang selama ini sudah dilakukan, lanjut Subari, adalah memanfaatkan Faba menjadi aneka jenis keramik. Kemudian konblok dan aneka bahan bangunan lainnya.

"Selama ini, untuk kontruksi rumah atau bangunan bertingkat lainnya masih menggunaan batu kali. Sementara, kalau terus digunakan akan habis dan proyek  kontruksi bisa berhenti," jelas Subari.

Melihat pemanfaatkan Faba menjadi berbagai bahan baku keramik, beton selama ini, menurut Subari,  ke depan bisa digunakan untuk bahan baku beton dan bisa digunakan sebagai substitusi batu kali.

"Dengan teknologi canggih serta inovasi anak muda sekarang, optimis mampu mengolah Faba menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi," tegas Subari.