Tingkatkan Kompetensi, Mentari Grup Gelar Pelajar Berkreasi 2021 

AKM • Saturday, 17 Apr 2021 - 15:10 WIB

Jakarta - Pandemi Covid 19 yang telah berjalan lebih dari satu tahun memiliki dampak serius bagi metode pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan pelajar Indonesia harus menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. 

Direktur Program Pelajar Berkreasi Mentari Group, Natalina Rimba mengkhawatirkan pada masa pandemi akan membuat tantangan bertambah bagi pelajar Indonesia dalam meningkatkan kompetensi. Menurut  Natalina, posisi pelajar inidonesia masih tertinggal demgan negata lain berdasarakam PISA 2018 dengan urutan 22 dari 79 negara.

“Namun di kondisi pandemi, tantangan justru semakin bertambah. Pelajar rentan sekali kecanduan gawai. Bahkan berdasarkan laporan Kemendikbud RI, learning loss sudah benar-benar terjadi.”, jelas Natalina,  dalam wicara daring bertajuk ‘Membangun Kompetensi dan Karakter Anak Sejak Dini’,  Jakarta, Sabtu (17/04).

Menurut Natalina,  Gen Z merupakan populasi terbesar di Indonesia  dan berperan besar untuk kemajuan Indonesia berdasarkam survei BPS.

“Padahal, survei BPS telah menyatakan populasi terbesar di Indonesia pada 2020 adalah Gen Z yang merupakan para pelajar. Artinya, mereka ini memiliki peranan besar untuk kemajuan Indonesia.”, tegas Natalina.

Natalina mengatakan Mentari Group menghadirkan Pelajar Berkreasi untuk menjawab tantangan pelajar Indonesia masa kini sekaligus menyediakan panggung untuk mereka. 

“Program ini merupakan seri perlombaan yang mendukung pelajar di seluruh Indonesia untuk mengasah kemampuan literasi, numerasi, karakter, dan kreativitas. Pelajar Berkreasi diadakan pada Maret-Oktober 2021, dan akan menjadi kegiatan tahunan,” Imbuhnya.

Natalina menyampaikan bahwa Pelajar Berkreasi dirancang sesuai kebutuhan pelajar saat ini, yaitu menjawab tantangan Asesmen Kompetensi Minimum yang fokus pada Literasi, Numerasi, Karakter. 

“Kegiatan Pelajar Berkreasi mampu mendukung pelajar mengasah kemampuan nonteknis abad ke-21, seperti berpikir kritis, berkolaborasi, berkreasi, berkomunikasi (dikenal dengan 4C), serta bernalar tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS). Pelajar Berkreasi pun didukung oleh para tenaga ahli di bidangnya,” katanya.

Natalina mencontohkan, salah satu lomba, Mentari Mathematics Olympiad atau MEMO, yaitu lomba matematika dalam bahasa Inggris. Tim perancang soal memastikan pertanyaan-pertanyaan yang disajikan bersifat kontekstual dan tidak membuat pelajar sekadar mengandalkan rumus. 

“Pelajar harus mampu memahami permasalahan pada soal dan mencari solusi dari permasalahan tersebut”,  pungkas Natalina kepada lebih dari 400 peserta gelar wicara yang terdiri dari pimpinan sekolah, guru, dan orang tua.

Sementara itu, penulis ternama dan founder Kamar Kata-Kata, Reda Gaudiamo menyebutkan pentingnya peran orang tua dan sekolah untuk memberikan kompetensi utama dan mengembangkan karakter anak sejak usia dini.

 “Lebih mudah membangun anak-anak menjadi kuat daripada memperbaiki para orang dewasa. Maka, lakukanlah sekarang”, tegas Reda. 

Reda menjelaskan beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan karakter anak. 

“Berkaitan dengan hal ini, Reda mengafirmasi bahwa orang tua dan sekolah harus menyalurkan minat anak dengan berbagai kegiatan dan membuka jalan mereka untuk mencoba hal-hal baru yang bermanfaat,” katanya.