Sinergikan Konektivitas dengan Infrastruktur Perhubungan dan Kawasan Industri

AKM • Friday, 23 Apr 2021 - 08:56 WIB

Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan membahas dukungan jaringan jalan nasional yang terkoneksi dengan  infrastruktur perhubungan dan kawasan industri, di Kantor Kementerian PUPR, Kamis (22/4/2021). Sinergi antar kementerian bertujuan agar proyek  pembangunan infrastruktur dapat segera dimanfaatkan paling lama tahun 2024. 

Menteri Basuki mengatakan, pada prinsipnya Kementerian PUPR siap mendukung infrastruktur jalan sebagai akses pelabuhan, bandara dan jalur kereta api yang dibangun Kemenhub serta akses menuju kawasan industri oleh BKPM. 

“Saya mendukung inisiasi ini dengan prinsip bahwa apa yang sudah kita bangun agar dapat segera dimanfaatkan, jangan sampai mangkrak,” kata Menteri Basuki. 

Menurut Menteri Basuki, Kementerian PUPR memiliki misi pada tahun 2021 menyelesaikan infrastruktur strategis yang telah dilaksanakan serta sangat selektif melakukan pembangunan baru dengan prinsip OPOR, yaitu untuk optimalisasi, pemeliharaan, operasi, serta rehabilitasi. 

“Optimalisasi ditujukan untuk menuntaskan dan memberikan manfaat dari infrastruktur yang telah terbangun. Pemeliharaan bertujuan menjamin keberlangsungan fungsi dari infrastruktur agar tetap beroperasi sehingga kualitas layanannya tidak terganggu,” jelasnya.

Selanjutnya operasi ditujukan untuk infrastruktur yang telah tuntas harus segera dioperasikan setelah lulus dari tahapan uji coba yang diperlukan. Terakhir, rehabilitasi ditujukan untuk infrastruktur yang telah mencapai umur konstruksi tertentu atau infrastruktur terdampak bencana, agar fungsinya dikembalikan seperti semula.

“Kementerian PUPR juga meminta Kepala BKPM mendorong investor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten dan Sei Mangkei, Sumatera Utara karena telah didukung oleh infrastruktur jalan,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan pada 2020-2024 ingin  infrastruktur yang dibangun seperti pelabuhan, bandara dan kereta api dapat terkonektivitas dengan baik seperti Pelabuhan Patimban 2, Pelabuhan New Ambon, Pelabuhan Tanjung Carat di Palembang serta lintasan sebidang kereta cepat Jakarta-Bandung dan jalur kereta api di Kota Solo. 

Sebagai contoh, untuk lebih menghidupkan aktivitas Bandara Internasional Kertajati di Jawa Barat telah dibangun jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu) dari Kota Bandung ke Bandara Kertajati Kabupaten Majalengka sepanjang 60,47 km dan interchangenya. Kehadiran Tol Cisumdawu dapat mengurangi waktu tempuh dari Bandung yang saat ini ditempuh sekitar 3 jam menjadi 1 jam. 

Sementara itu, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengusulkan percepatan pembangunan infrastruktur pendukung  Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. 

Menurut Bahlil Lahadalia, KIT Batang mulai bulan depan sudah siap menerima investor dan diharapkan akan banyak lagi membuka peluang investasi di KIT Batang. Selain itu juga perlu dukungan jalan sepanjang 30 km sebagai akses dari bandara menuju smelter di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.

Turut mendampingi Menteri Basuki di antaranya Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit. (*)