Pemerintah Dorong Para Kartini Masa Kini Kuasai Teknologi dalam Berwirausaha

ANP • Saturday, 24 Apr 2021 - 01:14 WIB

Jakarta - Kini sudah saatnya kaum perempuan, para Kartini masa kini dengan potensi kewirausahaannya melebarkan sayap menjajal dunia digital. Terbukti, berdasarkan data Bank Indonesia pada 2018 lebih dari 60 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan, dan 9,1 persen Produk Domestik Bruto Indonesia berasal dari kontribusi UMKM yang dikelola oleh perempuan. Namun, dengan penguasaan teknologi, melalui e-commerce dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha perempuan. Hal tersebut tentu harus dibarengi dengan penerapan pengarusutamaan gender dalam keluarga demi memberikan kesempatan lebih luas bagi perempuan untuk berkembang.

“Raden Ajeng Kartini telah memperjuangkan kesamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Dengan begitu, untuk saat ini sudah sepantasnya kita mengedepankan upaya kesetaraan, tentunya melalui pemberdayaan perempuan. Pencapaian isu prioritas pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan hanya dapat tercapai apabila perempuan memiliki resiliensi terhadap perubahan zaman yang begitu cepat. Maka, memberikan pemahaman dan kemampuan bagi para perempuan pelaku usaha mengenai penggunaan teknologi terkini adalah hal yang krusial,” tutur Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga pada Seminar Nasional Perempuan Kompeten dengan Peran Ganda di Era Ekonomi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan saat ini tidak sedikit perempuan yang di satu sisi harus memenuhi kebutuhan domestik keluarganya, namun di sisi lain juga membantu ekonomi keluarga dengan ikut mencari nafkah, bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Dalam menyikapi kondisi ini perempuan dituntut semakin kompeten untuk menguasai teknologi, salah satunya dengan memanfaatkan e-commerce.

“Pelaku UMKM, khususnya perempuan perlu diberdayakan melalui pemanfaatan teknologi e-commerce. Dengan pemanfaatan e-commerce, para pelaku UMKM dapat mengasah skill digital entrepreneur, sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usahanya. Perempuan Indonesia diharapkan tidak hanya puas menjadi pelaku UMKM saja, mereka juga harus bangkit menjadi wirausaha dan dapat berperan lebih luas di bidang ekonomi era digital. Peran perempuan sebagai pelaku e-commerce juga merupakan tantangan agar dapat berkreasi dan berinovasi untuk memunculkan jenis-jenis pekerjaan baru dan mencetak lapangan pekerjaan,” jelas Muhadjir.

Sementara itu, upaya pemberdayaan ekonomi perempuan di era digital bukan tanpa tantangan. Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Saleh menjelaskan khususnya bagi perempuan di negara berkembang untuk mengakses teknologi memiliki beberapa tantangan. Tantangan tersebut diantaranya dari segi pendidikan dan literasi internet, penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa internet, kendala waktu, dan norma sosial atau persepsi bahwa dunia teknologi masih “male dominated”.

Selain menguasai teknologi, ternyata peran perempuan dalam membangun literasi keuangan keluarga juga penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga. Direktur Utama PT. BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi yang hadir dalam seminar tersebut memberikan tips terkait poin penting dalam penyusunan anggaran.

“Pertama, komunikasikan dengan anggota keluarga dalam membuat anggaran keuangan keluarga. Kedua, buatlah anggaran keuangan dengan sangat realistis. Ketiga, sesuaikan dengan gaya hidup, terutama untuk pos pengeluaran hiburan. Keempat, pahami mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Kelima, prioritaskan anggaran yang bersifat wajib. Keenam, kebutuhan menabung harus dimasukan ke dalam anggaran. Ketujuh, miliki impian-impian untuk diwujudkan,” ungkap Friderica.

Menteri Bintang juga mengingatkan ketika perempuan memiliki kesempatan yang lebih fleksibel dalam mencapai ketahanan ekonominya sendiri dengan memanfaatkan teknologi digital, bukan berarti ia harus memikul beban ganda. Pengarusutamaan gender atau pembagian tugas yang setara dan seimbang antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga menjadi penting untuk diterapkan demi memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkembang.

“Ketahanan ekonomi perempuan tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya saja, melainkan juga bagi keluarga, hingga bangsa dan negara. Semua perempuan, baik yang lahir di kota maupun di desa, tanpa memandang latar belakang, termasuk perempuan penyintas dan disabilitas, berhak untuk maju, bermimpi setinggi-tingginya, dan mewujudkannya,” tutup Menteri Bintang. (ANP)