Beli Tambang Garam di Luar Negeri, Erick Tohir: Siapkan Garam Berkualitas NaCl

VIR • Friday, 30 Apr 2021 - 12:49 WIB

JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengungkap alasan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakuisisi tambang garam industri di luar negeri. Salah satu alasan menyediakan garam industri berkualitas NaCL di atas 96%.

Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi menyebut, usai diakuisisi Kementerian BUMN akan mentransfer teknologi terbaru untuk memproduksi garam untuk keperluan industri dalam negeri.

"Pak Menteri juga membuka opportunity apabila harus men-take over tambang garam di luar, untuk transfer teknologi juga. Untuk menyiapkan garam yang berkualitas NaCL di atas 96% untuk industri yang membutuhkan garam," ujar Arief dalam konferensi pers dikutip Jumat, (30/4/2021).

Dia juga menegaskan, nantinya garam tersebut tidak diperuntukkan bagi konsumsi secara umum. Sebab, komoditas itu diproduksi untuk kepentingan industri di satu sisi. Sementara di sisi lain, ketersediaan garam untuk umum sudah mencukupi.

"Jadi bukan garam konsumsi, tapi garam industri. Kalau garam konsumsi kami rasa sudah cukup jadi teman-teman dari PT Garam produksinya sudah cukup baik, hanya mengenai harga yang harus kita lebih efisien kembali karena kadang harganya jauh dengan harga yang dari luar," kata dia.

Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan, proses akuisisi akan dilakukan pada 2021-2023 mendatang. Upaya itu untuk menekan impor dalam negeri. Nantinya, aset yang diambil alih oleh negara akan dikelola sejumlah perseroan pelat merah.

Adapun BUMN yang akan mengelola hasil aset akuisisi adalah RNI, Holding Industri Pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID), dan PT Pupuk Indonesia (Persero).

Mantan Bos Inter Milan itu menyebut, langkah pengambilalihan aset perusahaan di luar negeri merupakan bagian untuk meningkatkan rantai pasokan, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, hingga upaya memajukan BUMN sebagai pemain global. (AZN)