Era Kebangkitan Wakaf Produktif

MUS • Tuesday, 4 May 2021 - 18:28 WIB

Jakarta – Masyarakat masih memahami wakaf sebatas pada aspek sosial, yaitu memberikan aset tanah kepada pihak lain untuk dikelola dan dimanfaatkan oleh umat. Ditambah lagi pengelolaannya masih belum maksimal. Sehingga aset wakaf tidak bertambah dan masyarakat belum merasakan manfaatnya.

Komisioner Badan Wakaf Indonesia, Prof. Nurul Huda mengatakan wakaf berbeda dengan zakat. Benefit wakaf lebih banyak karena sifatnya yang long term, tidak seperti zakat yang bersifat short term. Karena sifatnya yang long term, wakaf menjadi lebih utama dibanding zakat, infaq dan shodaqoh untuk pemberinya maupun penerima manfaatnya.

“Jika kita berinfaq kepada seseorang, maka orang tersebut menerima infaq yang kita berikan dan selesai urusannya sampai di situ, sama seperti berzakat. Kalau wakaf maka dana yang sudah diberikan kepada nazir istilahnya, itu tidak bisa berkurang. Karena nilainya tersebut akan terus berkembang, seiring dengan bertambahnya orang-orang yang berwakaf,” ujar Nurul pada program Trijaya Hot Topic Petang Senin (3/5/2021).

“Mengapa wakaf harus diproduktifkan? Karena orang berwakaf ingin mendapatkan sesuatu. Jadi apa yang ingin didapatkan? Salah satunya adalah shodaqoh jariyah yang terus mengalir saat orang yang berwakaf sudah tiada. Tentu wakaf itu akan menjadi bermakna ketika wakaf tersebut dikembangkan. Jika kita memberi wakaf berupa tanah, tetapi orang yang diberikan wakaf tidak bisa mengembangkannya, maka manfaat wakaf tersebut tidak berjalan untuk yang memberikan," tambah Nurul. 

Sementara itu Direktur Baitul Wakaf, Rama Wijaya menjelaskan instrumen wakaf produktif yang dijalankan Baitul Wakaf sudah memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Salah satunya program berbasis desa. Baitul Wakaf bekerja sama dengan pemilik peternakan dan perikanan untuk membantu pengembangan budidaya dan peternakan di pedesaan.

“Saat ini kita masih terus menerima aset wakaf berupa tanah, biasanya tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan masjid. Wakaf ini juga sudah mulai menyentuh anak-anak muda, ada masjid yang kita sedang bangun itu patungan wakafnya mulai dari 10 ribu hingga puluhan juta. Tapi kita ingin menggeser bahwa yang dibangun di sana bukan hanya masjid, tapi menjadi aset wakaf produktif. Jadi masjid terintegrasi dengan pertanian, pendidikan dan budidaya perikanan,” tutupnya. (Daf)