KPIQP Terpanggil untuk Melakukan Pembelaan Terhadap Rakyat Palestina

FAZ • Sunday, 9 May 2021 - 22:25 WIB

Jakarta - Situasi politik Timur Tengah kembali memanas akibat serangan yang dilakukan Yahudi Lehava terhadap penduduk Palestina sejak 23 April. Aksi penangkapan dan gangguan terhadap jamaah Masjid Al Aqsa masih terjadi hingga hari ini.

Hal ini membuat Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al Quds dan Palestina (KPIQP) terpanggil untuk melakukan pembelaan terhadap rakyat Palestina. Selama Ramadhan, KPIQP yang terdiri atas 10 ormas dan lembaga perempuan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Hari ini (9/5) KPIQP yang mewakili koalisi pembela Palestina di Asia Pasifik menggelar munasoroh Palestina secara virtual. Acara disiarkan baik secara langsung maupun siaran tunda di channel Youtube KPIQP, Adara, Salimah, KNRP TV, dan Radio Rasil.

Ketua KPIQP,  Nurjannah Hulwani mengatakan, acara ini dilaksanakan untuk menghentikan penyerangan penjajah Israel terhadap rakyat Palestina. 

"Israel telah melakukan penyerangan sejak 23 April lalu. Mereka berencana melakukan penyerangan besar-besaran pada Senin (10/5) yang bertepatan dengan tanggal 28 Ramadhan. Karena itu, kami menyeru kepada seluruh umat Islam, bahkan semua manusia di seluruh dunia, untuk menghentikan serangan brutal tentara Israel terhadap para pejuang Palestina," ungkap Nurjannah.

Menurut Nurjannah, persoalan Palestina adalah persoalan umat Islam dan umat manusia seluruhnya. Bagi umat Islam, Palestina adalah tempat suci. Sebab, Masjid Al Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, penjajahan yang dilakuakan Israel adalah pelanggaran bagi hak asasi manusia. Penyerangan secara brutal dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina merupakan pelanggaran HAM berat. Israel juga telah mengumumkan Al Quds sebagai ibukotanya. Bahkan mereka sudah memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Al Quds.

"Hal ini tidak dibiarkan. Rakyat Palestina berjuang mempertahankan wilayah Al Quds yang merupakan milik sah mereka. Dan ketika berjuang, rakyat Palestina disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan yang mengerikan," jelasnya dengan berurai air mata.

Munasoroh sedianya menghadirkan fotografer Baitul Maqdis, Abdalafo Bassam. Namun karena terluka dalam aksi perjuangan, Bassam batal memberi ulasan kondisi Al Quds terkini.

Selanjutnya, guru Majelis Taklim Masjid Al Aqsa, Zenah Said Amr, menyampaikan nasib perempuan dan anak dalam penyerangan Zionis terhadap Al Quds. Zenah sendiri menjadi pembicara di TV Al Jazeera dan stasiun internasional lainnya untuk menceritakan kondisi mencekam yang dihadapi pejuang Palestina. Hal itu dilakukan dengan melakukan siaran langsung dari rumahnya yang berada di dekat Masjidil Aqsa.

Zenah menceritakan bentrokan terjadi sepanjang hari hingga malam. Para pemuda dan wanita yang membela diri terhadap serangan penjajah Israel banyak yang dibawa ke Rumah Sakit akibat luka-luka.

Menurutnya, hingga acara munasoroh berlangsung, bentrokan terus terjadi. Tentara Israel yang ditempatkan di seluruh wilayah Al Quds melakukan tembakan membabi buta, sehingga korban terus berjatuhan. Anak-anak dan perempuan juga mengalami kekerasan, penyiksaan, dan dimasukkan ke dalam penjara.

Ia menyebutkan, dua tahun terakhir Masjidil Aqsa tidak dibuka untuk ibadah solat. Biasanya pada malam-malam terakhir Ramadhan, Masjidil Aqsa dipenuhi hingga 4 juta jamaah.

"Sejak wabah covid, Masjidil Aqsa dikosongkan. Namun, para peziarah Yahudi diperbolehkan masuk untuk melaksanakan ibadah mereka. Karena itu, rakyat Palestina beramai-ramai mendatangi Masjidil Aqsa untuk menjaga kesuciannya," ujar Zenah.

Selanjutnya, Zenah menyampaikan terimakasih atas kepedulian dan dukungan rakyat Indonesia atas perjuangan rakyat Palestina. Ia berharap, suatu hari nanti akan bisa bersama-sama umat Islam Indonesia melaksanakan ibadah di Masjidil Aqsa.

Cukup jadi manusia saja untuk mengetahui bahwa penyerangan terhadap umat Islam yang sedang beribadah di Al Quds adalah kejahatan.