Dibombardir Serdadu Israel, Tak Ada Lebaran di Gaza

MUS • Thursday, 13 May 2021 - 09:27 WIB

Warga di Yerusalem dan Gaza mengatakan mereka bersiap-siap atas memburuknya kondisi di tengah terus berlanjutnya saling serang antara kelompok Palestina dan tentara Israel.

Kelompok Palestina meluncurkan ratusan roket ke arah Israel sejak Senin malam (10/05) sementara Israel melakukan gempuran udara di Gaza.

Kekerasan ini - terburuk sejak 2018 - menyebabkan paling tidak 65 orang Palestina meninggal akibat serangan udara Israel sementara tiga orang tewas di wilayah Israel.

Kelompok Palestina, Hamas mengatakan mereka telah meluncurkan ratusan roket ke arah Yerusalem dan area lain.

Hamas - yang menguasai Gaza - mengatakan mereka melakukan serangan untuk mempertahankan masjid al-Aqsa dari "agresi dan terorisme Israel" setelah terjadi bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina Senin lalu yang menyebabkan ratusan orang terluka.

Dikutip dari BBC, PBB memperingatkan potensinya terjadi "perang dalam skala penuh" karena meningkatkan kekerasan ini.

Seorang warga negara Indonesia yang tinggal di Gaza, Husen, mengatakan "tak ada Lebaran bagi kami" tahun ini di tengah dentuman bom.

"Yang pasti tampaknya tahun ini tak ada Lebaran di Gaza. Warga Palestina terpaksa menerima kondisi ini." kata Husen, aktivis kemanusiaan dan wartawan yang pernah merasakan tiga kali agresi militer Israel.

Namun ia mengatakan dengan eskalasi ini dunia mulai membuka matanya terhadap warga Palestina.

"Ini sangat menyedihkan, warga Gaza harus berdarah dulu, harus agresi dulu, baru dunia mau melihat warga Palestina," kata Husen yang memperkirakan agresi akan berlanjut setelah menteri pertahanan Israel mengatakan akan mengerahkan 5.000 tentara cadangan.

Ia juga mengatakan warga bisa meninggal di mana saja karena "Gaza tak punya bungker, sementara di Israel sana ada tempat perlindungan, jadi warga di sini bisa "meninggal di rumah atau di mana mereka berada" karena hantaman rudal.

Fady Hanona, seorang wartawan di Kota Gaza, dalam cuitan videonya menunjukkan ledakan demi ledakan di Gaza pada Rabu (12/05) pagi waktu setempat.

"Apa yang terjadi tak bisa dipercaya," katanya. "Apa yang kami alami pagi ini lebih seperti perang dibandingkan dari tiga perang yang pernah kami alami sebelumnya."

BBC juga berbicara dengan sejumlah warga di dua tempat tersebut sehubungan dengan apa yang mereka rasakan.

"Eskalasi akan berlanjut tampaknya"...