Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli, KPAI: Hanya Daerah yang Positivity Ratenya di Bawah 5%

MUS • Tuesday, 8 Jun 2021 - 15:01 WIB

Jakarta – Presiden Joko Widodo mendukung kebijakan Kemendikbud-ristek, memulai kembali sekolah tatap muka pada Juli 2021. Jokowi menekankan agar sekolah tatap muka dijalankan dengan ekstra hati-hati. Di antaranya sekolah hanya boleh dilakukan maksimal dua hari seminggu, dengan durasi belajar paling lama dua jam. Jumlah peserta didik pun dibatasi hanya 25 persen dari total kapasitas kelas.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Retno Listyarti,mendukung rencana pembelajaran secara tatap muka. Asalkan sekolah yang dibuka, berada di wilayah dengan positivity rate di bawah 5%.

“KPAI mendukung sekolah dibuka jika positivity ratenya di bawah 5%. Kalau di atas 5% sebaiknya tidak dilaksanakan meskipun sekolahnya sudah siap,” kata Retno dalam Trijaya Hot Topic Pagi, Selasa (8/6/2021).

Retno mencontohkan Jakarta sebagai salah satu wilayah dengan positivity rate yang tinggi, hingga 19,2% berdasarkan data hari Minggu, (6/6/2021).

Ketidaksiapan Guru Dalam Mengajar Secara Tatap Muka

Sementara itu Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Djoko Adi Waluyo mengungkapkan, PGRI sejalan dengan pemikiran pemerintah tentang perlunya sekolah tatap muka. Tapi bagaimanapun, keamanan murid dan guru tetap harus jadi perhatian utama.

“Total guru yang sudah divaksin saat ini baru 28%. Jika kegiatan belajar mengajar ingin dimulai Juli, sebaiknya vaksinasi dirampung dulu. Karena vaksinasi merupakan faktor penyelamat,” kata Djoko.

Djoko tidak yakin, seluruh guru bisa divaksin dengan waktu yang tersisa kurang dari satu bulan lagi. Tapi ia optimis capaiannya akan jauh lebih baik, jika Presiden menggerakan seluruh komponen yang ada. (Ann)