MMP: Pimpinan KPK Sudah Tepat dan Tidak Melanggar Konstitusi

ANP • Wednesday, 9 Jun 2021 - 14:01 WIB

Talibanisme di KPK: Isu atau Realita ?


Jakarta - Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dilakukan kepada pegawai KPK sebagai persyaratan alih status menjadi Aparatur Sipil Negeri (ASN) dinilai sebagai upaya menyingkirkan orang-orang yang dianggap dapat menjadi penghalang Pimpinan KPK. Pasalnya,  sejumlah pertanyaan dalam proses TWK dinilai janggal dan syarat muatan politis. Akibatnya, 51 pegawai dinyatakan tidak lolos dan resmi diberhentikan sebagai pegawai KPK. Tidak lolosnya  pegawai KPK dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ditenggarai karena mereka terindikasi ideologi transnasional-talibanisme. Ada pula yang mengatakan sebagai upaya menyingkirkan beberapa pegawai yang dinilai tidak sejalan dengan pimpinan KPK.

Terlepas dari polemik dan perdebatan tersebut, ikhwal, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) terhadap pegawan KPK itu memang sebagai "syarat mutlak" untuk alih status menjadi ASN apalagi konon beberapa pegawai KPK terindikasi menganut ideologi transnasional-talibanisme. Informasi tersebut telah lama menghiasi jagat digital. Dengan begitu, jika ada pertanyaan: apakah talibanisme di KPK hanya isu atau memang benar-benar realita ?.

Menanggapi polemik dan perdebatan tersebut Ketua Umum Millenial Mitra Polisi (MMP), Romadhon Jasn mengatakan bahwa fakta tidak lolosnya pegawai KPK dalam seleksi TWK itu sudah terkonfirmasi bahwa talibanisme di KPK realita yang faktual adanya

"Justru dengan tidak lolosnya pegawai KPK yang disinyalir menganut paham talibanisme transnasional itu makin meyakinkan kita bahwa talibanisme di tubuh KPK memang realita," ujar Romadhan dalam keterangan tertulisnya kepada Awak Media (Rabu. 9/6/2021).

Romadhon sapaan akrabnya, menegaskan bahwa pimpinan KPK sudah tepat dan tidak melanggar konstitusi sehingga patut didukung karena ikhtiar tersebut sebagai upaya untuk menyelamatkan KPK dari pelbagai paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila

"Yang dilakukan Ketua KPK pak Firli Bahuri itu sudah tepat dan patut diapresiasi keberaniannya itu meski dihujat publik tetapi itu justru sebagai upaya menyelamatkan KPK dari ancaman dan bahaya laten talibanisme yang sudah lama bersarang di tubuh KPK," ujarnya

Menurut Ramadhon, masa depan pemberantasan korupsi menjanjikan optimisme di bawah kepemimpinan Firli Bahuri, karena sikap dan keberaniannya meski harus terpaksa berhadapan dengan derasnya hujatan publik. "Saya optimis bahwa dengan keberaniannya serta ketegasannya pak Firli dkk sebagai nahkoda KPK pemberantasan korupsi akan jau lebih maju. Buktinya ada dua menteri yang kena OTT dan beberapa kepala daerah jadi tersangka KPK," ucap Ramadhan. (ANP)