Sapa Aruh Sri Sultan: Kita Pasti Menang Melawan Covid-19

MUS • Tuesday, 22 Jun 2021 - 15:20 WIB

Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan kembali agar masyarakat mengetatkan pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. 

"Maka, betapa pun ganasnya serangan Covid-19, niscaya kita pasti bisa memenangkan perang ini,” ujar Sri Sultan, Selasa (22/06) pagi di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta.

"Kuncinya dengan menjauhkan diri dari lengah, “mangasah-mingising budi”, meningkatkan kepekaan diri sebagai basis membangun solidaritas sosial,” tambah Sri Sultan.

Ngarsa Dalem juga menyayangkan masyarakat yang mengabaikan peraturan dari pemerintah. 

“Masyarakatlah yang menjadi subjek pencegahan meluasnya pandemi. Sebaik dan sekuat apa pun regulasi, hanya akan menjadi aji godhong aking, tak berarti bagai daun kering jika diabaikan dan tidak dilakukan sepenuh hati. Kita harus lila-legawa dengan menyadari bahwa sedikit kelengahan bisa memperparah dampak pageblug ini," tegas Ngarsa Dalem.

Sesuai dengan tema Sapa Aruh, yakni Jogja Eling lan Waspada, Wilujeng Nir ing Sambekala, atau selamat dari segala malapetaka, tampaknya tepat sebagai pengingat bahwa untuk memenangkan perang, meraih “bagas-waras tanpâ rubédâ” atau jauh dari gangguan penyakit, hanya bisa dilakukan jika kita “éling lan waspâdâ”.

Di sisi lain, ajakan untuk memperketat kebijakan PPKM Mikro juga disinggung Sri Sultan. 

“Kepada pemerintah Kabupaten dan Kota se-DIY, saya tekankan urgensi memberlakukan kebijakan PPKM Mikro secara ketat dan terpadu sudah tidak bisa ditunda lagi,” tegas Sri Sultan. 

Sri Sultan lantas menyampaikan empat hal yang harus segera ditindaklanjuti pemerintah Kabupaten/Kota DIY yaitu:

1. Melakukan re-inisiasi gerakan Jaga Warga 
2. Mengendalikan mobilitas dan aktivitas sosial masyarakat agar tidak menimbulkan klaster-klaster baru
3. Mengaktifkan shelter komunal berbasis gotong-royong di tingkat desa/kelurahan
4. Menggalakkan karantina wilayah dalam skup lokal setingkat RT dan Padukuhan yang berstatus zona merah dengan pendampingan instansi terkait
Gotong royong dan solidaritas sosial juga masih menjadi kekuatan warga DIY yang diyakini oleh Ngarsa Dalem. 

“Sekali lagi, pemerintah dan masyarakat harus lumangkah sagotrah, sesuai kearifan lokal masing-masing,” jelas Ngarsa Dalem.  

Pilihan terbaik yang dapat dilakukan warga DIY selain memperketat pelaksanaan protokol kesehatan adalah dengan tetap tinggal di rumah. 

“Mari jadikan rumah sebagai tempat meraup pahala dalam beribadah, tempat bekerja dalam mengabdi, tempat belajar yang nyaman bagi anak-anak kita. Jika memang demikian, Insha Allah, kita dijauhkan dari malapetaka, dalam kondisi “wilujêng nir sambékâlâ,” tutup Sri Sultan. (Ron)