Bunyikan Alarm Tanda Bahaya, Anies: Ibu Kota Perlu Perhatian Ekstra!

MUS • Friday, 25 Jun 2021 - 09:51 WIB

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa alarm tanda bahaya lonjakan Covid-19 di Ibu Kota telah dibunyikan pada 10 hari yang lalu.

Saat itu, lanjut dia, pihaknya menggelar apel siaga dengan melakukan patroli besar-besaran dalam memantau penerapan protokol kesehatan (prokes).

"Alarm tanda bahaya itu telah dibunyikan sejak 10 hari yang lalu, ketika apel siaga Patroli Skala Besar Gabungan di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan. Pada 13 Juni mulai terjadi lonjakan kasus aktif dan positivity rate Covid-19 di Jakarta," kata Anies dalam akun Facebook pribadinya, Jumat (25/6/2021).

Dalam postingannya, Anies memaparkan grafik tempat isolasi dan keterisian rumah sakit di DKI Jakarta. Dalam gambar itu terlihat terjadi kenaikan keterisian ruang isolasi dan RS Covid-19 yang melonjak signifikan.

"Seandainya kita tdk segera merespon alarm itu, mungkin DKI Jakarta hari ini sudah kolaps. Saat ini kita telah melampaui puncak kasus aktif pada Januari lalu. Ibu Kota saat ini dalam kondisi yang memerlukan perhatian ekstra," tulisnya.

Menurut dia, Pemprov DKI telah dan akan terus bekerja keras menambah kapasitas pelayanan kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. Di awal Juni ada 106 RS rujukan Covid-19 di Jakarta, sekarang ditambah menjadi 140 RS. Dari 6694 tempat tidur untuk isolasi juga telah ditambah hingga 8524.

Meski demikian, kata dia, langkah itu semua tak cukup lantaran setelah ditambah pun langsung terisi hingga 90%. Dengan adanya varian baru virus corona, laju penularan jauh lebih cepat dari peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan.

"Kami di pemerintah tak bisa bekerja sendirian, perlu intervensi bersama masyarakat utk mengurani lonjakan kasus Covid-19. Masyarakat harus lebih disiplin 3M (mencuci tangan/ memakai masker/ menjaga jarak) dan segera divaksinasi," sambung mantan Mendikbud itu.

"Pemerintah terus melaksanakan 3T (testing/ tracing/ treatment) dan bersama penegak hukum akan terus mendisiplinkan dan lakukan penindakan, penegakan aturan protokol kesehatan PPKM Mikro di seluruh wilayah DKI Jakarta," imbuhnya.

Anies menegaskan bahwa DKI Jakarta amat serius dalam melakukan testing, yang saat ini 13,5 kali lipat dari standard minimal WHO. Tujuannya, lanjut dia, agar cepat mendeteksi dan menyelamatkan orang-orang yang berisiko.

"Kami tdk mau mengurangi testing agar terkesan baik-baik saja. Jakarta memang sedang tdk baik-baik saja. Keseriusan testing dan tracing ini terlihat di data hari ini, 45% dari kegiatan testing di seluruh Indonesia ada di DKI Jakarta. Ini semua dikerjakan demi melindungi dan demi keselamatan warga Ibu kota," ujarnya.

"Mari kita #JagaJakarta sebaik-baiknya dan bersama, Insya Allah kita bisa mengalahkan pandemi ini," tutupnya.